Polisi Israel menyerbu Educational Bookshop di Al-Quds (Yerusalem) bagian timur untuk kedua kalinya pada tahun ini. Mereka juga menangkap salah satu pemiliknya, Imad Muna (61). Serangan itu terjadi sekitar pukul 11.30 pada Selasa (11/03), ketika petugas memeriksa dan menyita buku-buku yang mereka klaim “menghasut”. Polisi Israel menangkap Muna, juga menyita berbagai buku dan barang dari toko yang dikelola keluarga.
Setelah penangkapannya, sekelompok diplomat dan pendukung Palestina berkumpul di luar toko. Imad Muna kemudian dibebaskan beberapa jam kemudian tanpa biaya, meskipun beberapa buku tidak dikembalikan.
Putra Imad, Ahmed Muna mengatakan polisi secara agresif mengambil buku, termasuk karya-karya Ilan Pappe, Noam Chomsky dan lainnya, tanpa menunjukkan dokumentasi hukum. “Mereka tidak menunjukkan adanya izin penangkapan atau surat perintah penggeledahan. Mereka tidak memberikan dokumentasi apa pun untuk buku-buku yang disita. Semuanya dilakukan dalam kegelapan,” kata Ahmed.
Ini adalah serangan kedua di toko buku tersebut, menyusul insiden serupa pada 9 Februari lalu. Pada saat itu Ahmed dan pamannya, Mahmud Muna, ditahan dan sekitar 300 buku disita. Meskipun menjual buku-buku hukum yang diakui secara internasional, toko mereka menghadapi tekanan yang terus berlangsung oleh Israel. Ahmed mengutuk penyerbuan itu sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi, menyebut tindakan itu “tidak manusiawi”.
Pemilik toko ditahan karena dicurigai bahwa “buku-buku yang dijual di sana merupakan hasutan.” Namun, tuduhan itu kemudian diubah dari “hasutan kekerasan” menjadi “mengganggu ketertiban umum.”
Sumber: https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini