Kelompok Pejuang Palestina memperingatkan bahwa seruan kelompok pemukim Yahudi untuk membuka akses penuh ke kompleks Masjid Al-Aqsa selama “Pawai Bendera” pada 25–26 Mei merupakan eskalasi serius dalam upaya penjajahan dan Yahudisasi situs suci tersebut.
Dalam pernyataannya, Nasser Al-Din, Kepala Kantor Urusan Al-Quds (Yerusalem) menegaskan bahwa seruan ini terjadi di tengah pelanggaran yang terus berlanjut oleh pasukan dan pemukim Israel terhadap Masjid Al-Aqsa dan wilayah Al-Quds (Yerusalem) yang diduduki. Ia menyebut bahwa kelompok ekstremis telah mengajukan permintaan kepada Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben Gvir, agar pemukim diizinkan mengakses kompleks masjid tanpa batas.
Menurutnya, serbuan ini bukan insiden terpisah, melainkan bagian dari agenda lebih besar yang didorong oleh pemerintah Israel saat ini untuk memberlakukan ritual keagamaan berbasis mitologi Yahudi di dalam masjid, serta memperkuat strategi perluasan permukiman ilegal dan yahudisasi di Al-Quds (Yerusalem).
Pada Kamis (24/04) pagi, puluhan pemukim Yahudi kembali menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa dari Gerbang Maghariba di bawah perlindungan polisi. Sumber-sumber warga Yerusalem melaporkan bahwa kelompok-kelompok tersebut melakukan tur provokatif di dalam kompleks dan secara terbuka melantunkan ritual Talmud yang terdengar hingga koridor jauh masjid. Sementara itu, jemaah Muslim dihadapkan pada pembatasan ketat, termasuk pemeriksaan dan penahanan kartu identitas mereka di gerbang masjid dan Kota Tua.
Nasser Al-Din menyerukan mobilisasi rakyat Palestina di Al-Quds (Yerusalem) dan wilayah 1948 yang diduduki, agar terus hadir dan mempertahankan Masjid Al-Aqsa dari serangan yang terus berulang. Ia memperingatkan bahaya nyata dari ajakan penghancuran masjid oleh kelompok-kelompok pemukim yang ingin menggantinya dengan apa yang mereka sebut sebagai “Kuil Ketiga”.
Ia juga meminta dunia Arab, Islam, serta masyarakat internasional dan lembaga-lembaga terkait PBB untuk mengambil langkah serius menghadapi hasutan ini. “Masjid Al-Aqsa adalah salah satu situs tersuci dalam Islam, dan rakyat Palestina tidak akan membiarkan pendudukan menjalankan rencananya di sana,” tegasnya.
Sumber: