Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
Lebih dari satu tahun sejak Israel melancarkan agresi di wilayah Gaza, jumlah korban jiwa dan luka-luka terus bertambah. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (Office for Coordination of Humanitarian Affairs/ OCHA) merilis sebuah laporan kemanusiaan di Gaza, per 22 April, tercatat 51.266 orang terbunuh dan 116.991 lainnya mengalami luka-luka serta sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Dari jumlah korban tersebut, 15.613 di antaranya adalah anak-anak. Artinya, selama agresi berlangsung, Israel telah membunuh satu anak setiap 45 menit, atau rata-rata 30 anak per hari.
Saat ini, sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza, yang setengahnya merupakan anak-anak. Mereka tengah berjuang bertahan hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Lebih dari 39.000 anak telah kehilangan salah satu atau kedua orang tua mereka akibat genosida yang terus berlangsung, meninggalkan luka mendalam dan trauma yang belum tersembuhkan. Informasi dari Kementerian Kesehatan Gaza (MoH) melaporkan bahwa setidaknya 17.000 anak menjadi yatim piatu. Di antara jumlah tersebut, terdapat1.887 anak kini berada dalam pengasuhan Adara bersama ribuan orang tua asuh di Indonesia yang terus memberikan cinta, doa, dan dukungan agar mereka tetap kuat menghadapi kehidupan yang penuh tantangan.
![Anak-anak Palestina yang tinggal di kamp pengungsi Jabalia di Gaza bermain di antara reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel [Mahmoud Issa/Anadolu Agency]](https://www.aljazeera.com/wp-content/uploads/2025/04/AA-20250331-37504705-37504695-EID_ALFITR_IN_GAZA_AMID_ISRAELI_ATTACKS-1743475757.jpg?resize=770%2C513&quality=80)
Seperti inilah kondisi yatim kita di Gaza
Ayah dan Bunda yang Allah cintai, anak-anak kita di Gaza hidup dalam kondisi yang jauh dari kata layak. Tanpa sosok pencari nafkah dalam keluarga, mereka kehilangan pijakan untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Sejak usia dini, mereka telah merasakan pahitnya kehilangan – kehilangan orang tua, tempat tinggal, bahkan rasa aman yang seharusnya menjadi hak setiap anak. Mereka tidak bermain seperti anak-anak lainnya, melainkan bertahan hidup di tengah ketidakpastian. Namun, di balik semua itu, anak-anak yatim kita tetap menggenggam harapan. Mereka berpegang teguh pada Al Quran sebagai kunci ketangguhan dan kekuatan mereka untuk terus berjuang.
Lin Al Asher (11 tahun), salah satu anak asuh Adara mengatakan, “Aku telah menghafal 2 juz Al Quran pada tahun ini. Aku berdoa agar aku dapat menghafal 30 juz Al Quran.”
Baseel, koordinator program yatim Adara di Gaza menjelaskan bahwa pada saat ini ribuan anak yatim kita tersebar di berbagai wilayah Gaza. Mereka bertahan di tempat tinggalnya masing-masing karena dalam situasi saat ini, perpindahan tempat dibayangi oleh risiko besar. Di tengah ancaman serangan yang terus berlangsung, mereka berupaya mencari perlindungan, sekadar untuk menyelamatkan diri dan bertahan hidup. Saat ini, sebagian besar dari mereka berada di wilayah Gaza bagian Tengah, seperti Deir Balah dan Al-Mawashi. Namun, sebelumnya pada masa gencatan senjata, banyak yang sempat berpindah ke Gaza bagian Utara. Hal serupa juga terjadi di wilayah selatan, seperti Khan Younis. Di sana, sebagian anak-anak dan keluarganya berusaha mencari tempat yang lebih aman secara bertahap.
Tidak ada tempat yang benar-benar aman. Setiap langkah adalah pilihan sulit antara bertahan hidup atau mencari perlindungan baru, sementara kebutuhan pokok seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan semakin sulit diakses.
Di tengah bencana genosida yang kita saksikan saat ini, setidaknya 85% anak-anak yatim di Gaza kini sepenuhnya bergantung pada bantuan pangan bulanan. Situasi ini terjadi seiring dengan tingkat kemiskinan ekstrem yang melonjak hingga mencapai 70%. Angka ini mencerminkan bahwa malnutrisi semakin meluas, terutama dipicu oleh terbatasnya akses terhadap bantuan, serta harga pangan yang terus melambung tinggi. Dengan kata lain, mereka semakin sulit menjangkau makanan yang bergizi. Dalam situasi seperti ini, bantuan pangan menjadi sangat krusial untuk mencegah terjadinya bencana kelaparan yang berkelanjutan.
Menembus bahaya untuk 1.887 yatim kita di Gaza

Ayah dan Bunda, setiap hari, kita menyaksikan kondisi di Gaza yang kian memburuk. Situasinya tidak hanya mengkhawatirkan bagi warga sipil, tetapi juga bagi tim kemanusiaan yang berjuang di tengah ancaman bahaya. Tim kami di lapangan menghadapi tantangan besar dalam mobilisasi bantuan, untuk menjangkau satu per satu dari ribuan anak yatim yang menjadi tanggung jawab kita. Saat ini, serangan tidak lagi mengenal batas. Israel menargetkan siapapun yang bergerak, termasuk para pekerja kemanusiaan. Risiko penangkapan dan bahkan pembunuhan mengintai setiap langkah.
Kondisi yang mengkhawatirkan ini tidak membuat tim kami di lapangan menyerah. Mereka tetap teguh menjalankan misi kemanusiaan, menyalurkan bantuan kepada 1.887 anak yatim kita di Gaza. Mereka berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain, bahkan hingga 2 sampai 3x setiap pekan, demi memastikan bantuan sampai ke tangan anak-anak yatim kita.
“Kami terus berupaya untuk menyampaikan kafalah yang dititipkan. In syaa Allah kami akan memberikan kabar umum terkait kondisi yatim kita di Gaza. Mohon doanya dari setiap pihak, semoga kami senantiasa diberi kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan ini,” ungkap Baseel dalam pesan suaranya yang dikirimkan ke tim penyaluran Adara.
Bantuan ini seumpama mata air di tengah sahara, memberi harapan, menguatkan jiwa, dan menjaga kehidupan. Melalui bantuan ini, mereka merasa tidak sendirian dalam berjuang, sebab ada ribuan orang tua asuh mereka di Indonesia yang terus mendukung dan melangitkan doa terbaik untuk keadaan mereka di tanah Gaza.
“Dari lubuk hatiku yang terdalam, aku mengucapkan terima kasih, dan mengungkapkan rasa sayangku kepada orang tua asuhku di Indonesia, karena telah memberikan bantuan bulanan ini untukku. Dengan bantuan ini, akhirnya aku bisa memenuhi kebutuhanku, seperti makanan, pakain , dan pendidikan,” ungkap Farah Abo Moammar (18 tahun)
Lin Al Asher juga mengungkapkan doa dan terima kasih yang tulus untuk orang tua asuhnya.
“Aku berdoa kepada Allah agar senantiasa memberikanmu kesehatan dan keberkahan, untukmu dan juga keluargamu, serta hartamu. Semoga Allah memberikanmu sebaik-baik balasan atas apa yang telah diberikan kepadaku. Serta semoga menjadikan apa yang telah engkau lakukan sebagai jalan menuju surgaNya.”
Salam penuh cinta dari anak-anak di Gaza untuk seluruh orang tua asuh mereka di Indonesia. Dukungan dan doa dari Ayah dan Bunda di tanah air menjadi suntikan semangat bagi mereka untuk terus melanjutkan hidup. Kehadiran para orang tua asuh membuat mereka tidak merasa sendiri, karena ada ribuan hati yang terus menyertai dan mendoakan mereka dalam setiap keadaan. Begitu juga, di bawah langit Gaza yang penuh ujian, anak-anak yatim kita terus berjuang dan melangitkan doa.
Terima kasih Ayah dan Bunda orang tua asuh dari Program Dekap Yatim Palestina (DYP), yang senantiasa membersamai Adara dalam menjalankan misi kemanusiaan ini. Semoga Allah Swt senantiasa melimpahkan keberkahan, kesehatan, dan kesejahteraan kepada Ayah dan Bunda sekalian. Terima kasih atas rasa sayang yang tak terhingga. Bersama kita bangun masa depan anak-anak kita di Gaza melalui santunan cinta dalam Dekap Yatim Palestina (DYP).
Demikian informasi terkini yang dapat kami sampaikan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh