Datangnya bencana kelaparan di Gaza membuat warga Palestina harus berjuang untuk memberi makan anak-anak mereka, meskipun harus mengantre berjam-jam demi mendapatkan beberapa suap makanan dan air minum setelah hampir sembilan bulan serangan militer Israel di daerah kantong itu, Reuters melaporkan.
“Kami tidak menemukan air, makanan, atau minuman seperti yang Anda lihat,” kata Abdel Rahman Khadourah, yang tengah mencari tempat untuk mendapatkan air di Khan Younis di Gaza selatan. “Kami berjalan jauh untuk mencari air yang bahkan tidak tersedia.”
Meskipun ada upaya internasional yang terpadu, pemantau kelaparan global mengatakan pada pekan ini bahwa Gaza masih berisiko tinggi mengalami kelaparan, dengan sekitar seperlima penduduk wilayah tersebut masih menghadapi kerawanan pangan pada fase “bencana”. Pada Rabu (26/6) Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara mengatakan bahwa seorang anak lainnya meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi. Organisasi-organisasi bantuan mengatakan bahwa Israel harus berbuat lebih banyak untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan.
Di sebuah sekolah yang dikelola PBB di Khan Younis yang telah diubah menjadi tempat penampungan bagi para pengungsi, Umm Feisal Abu Nqera duduk bersila di lantai di antara kasur, menyiapkan makanan kecil untuk dirinya dan keenam anaknya. Ia memotong tomat ke dalam mangkuk, mengaduk kacang-kacangan dalam panci kecil, dan menumbuk bahan-bahan dalam lumpang dan alu. Putri-putrinya yang masih kecil berbaring di dekatnya, bermain dengan lesu. Suaminya memberi makan bayi dengan lentil cair dari botol.
“Jika dapur umum tidak datang ke sini selama satu hari, kami akan bertanya-tanya tentang apa yang akan kami makan hari itu,” katanya. Kacang-kacangan itu berasal dari dapur umum. Harga makanan di Gaza sangat tinggi dan keluarganya tidak memiliki penghasilan sejak perang dimulai Oktober lalu.
“Kami sedang menjalani hari-hari terburuk dalam hidup kami dalam menghadapi kelaparan dan kekurangan,” kata Umm Feisal yang membandingkan keberadaan keluarga tersebut sebelum konflik, ketika mereka mampu memberi makan anak-anak mereka dengan baik dan bahkan memberi mereka uang saku. “Hari ini putra Anda melihat Anda dan Anda berdarah dari dalam, karena Anda tidak dapat memberinya hak paling dasar dan kebutuhan paling sederhana dalam hidupnya.”
Para pekerja dari dapur amal pekan ini memimpin kereta keledai mereka melewati puing-puing jalan Khan Younis yang hancur dan dipenuhi orang-orang dalam perjalanan menuju tempat penampungan di sekolah PBB. Mereka menggunakan dayung untuk mengaduk dua tong besar makanan sebelum menyendok sesendok kacang lentil kuning ke barisan anak-anak yang antre sambil membawa panci untuk dibawa ke keluarga mereka.
Serangan militer Israel terhadap warga Palestina di Gaza telah membunuh sedikitnya 37.765 warga Palestina dan melukai lebih dari 80.000 orang, serta menyebabkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk mengungsi dari rumah mereka. Sebagian besar infrastruktur sipil telah hancur, termasuk rumah sakit.
Sumber: https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini