Laporan Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) PBB menunjukkan bahwa risiko kelaparan skala besar di Gaza sudah di depan mata karena mayoritas penduduk menderita kerawanan pangan yang “sangat parah”.
Menurut laporan tersebut, setengah dari keluarga Palestina di Gaza telah menjual atau menukar pakaian mereka dengan makanan sejak awal perang pada bulan Oktober. Laporan tersebut juga mengindikasikan bahwa satu dari lima keluarga di Gaza hidup sepanjang hari tanpa makanan.
Peringatan akan kelaparan di Gaza baru-baru ini meningkat karena 34 orang, termasuk 28 anak di bawah usia lima tahun, telah meninggal karena kelaparan di Gaza.
Israel memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza pada hari-hari awal perang, menghalangi masuknya makanan, air, listrik, dan bahan bakar. Bantuan kemanusiaan yang diizinkan Israel masuk ke Gaza, menurut laporan, rata-rata tidak melebihi 50 truk per hari. Sebelum perang, Gaza menerima rata-rata 500 truk barang per hari, masih di bawah blokade Israel.
Pada Selasa (25/6), Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 15.000 truk bantuan terjebak di sisi perbatasan Mesir dan tidak dapat masuk karena penutupan titik penyeberangan oleh Israel.
Masuknya bantuan turun mendekati nol setelah penutupan penyeberangan darat Israel ke Jalur Gaza di Rafah setelah invasi mereka ke kota tersebut pada awal Mei.
Dua juta warga Palestina tinggal di Jalur Gaza, setengahnya berusia di bawah 18 tahun. Sebelum 7 Oktober, 80% keluarga bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk kebutuhan dasar, termasuk makanan, menurut PBB.
Sumber: https://mondoweiss.net/
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini