Pasukan Israel telah menghancurkan sekitar 80 persen bangunan dan kamp pengungsi di Rafah, Gaza selatan, menurut citra satelit yang dianalisis oleh Pusat Sistem Informasi Geografis Universitas Ibrani dan dilaporkan oleh Channel 12 Israel. Kawasan yang dulunya menjadi tempat perlindungan bagi warga Palestina yang mengungsi, kini porak-poranda akibat serangan militer yang terus berlanjut.
Sebagian besar kehancuran terjadi di dekat Koridor Philadelphia, perbatasan Rafah dengan Mesir, sementara 20 persen bangunan yang tersisa berada di bagian utara kota. Kanal berita tersebut juga melaporkan bahwa kehancuran serupa terjadi di Jabalia, Koridor Netzarim yang memisahkan Gaza utara dan selatan, serta di Khan Younis.
Kritikus menilai skala penghancuran ini mencerminkan taktik yang disengaja untuk menjadikan Rafah tidak layak huni, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. Sementara itu, rencana militer Israel bertajuk “Gideon’s Chariots” yang disetujui pekan lalu, menunjukkan niat untuk hadir secara permanen di Gaza, termasuk melalui penguasaan militer penuh, pengusiran paksa warga sipil, dan kontrol atas bantuan kemanusiaan.
Sejak 7 Oktober 2023, serangan brutal Israel di Gaza telah membunuh lebih dari 52.600 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak. Tindakan ini membuat Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).
Sumber:
https://www.middleeasteye.net/live-blog/live-blog-update/israel-demolishes-80-percent-rafah-satellite-images-reveal