Direktur Jenderal Otoritas Perminyakan Palestina, Iyad Al-Shourbajy, memperingatkan bahwa kekurangan gas dan bahan bakar karena penutupan penyeberangan oleh Israel mengakibatkan bencana kemanusiaan yang nyata di Jalur Gaza karena terhentinya banyak layanan penting.
Al-Shourbajy mengatakan bahwa penutupan penyeberangan dan penghentian pasokan gas dan bahan bakar memiliki “implikasi negatif yang serius bagi kehidupan warga yang sudah menderita akibat genosida, agresi, dan blokade Israel yang menyebabkan kehancuran luas di Jalur Gaza.”
Al-Shourbajy mencatat bahwa kurangnya gas dan bahan bakar mengancam bencana kemanusiaan karena terhentinya produksi banyak barang dan jasa penting, seperti toko roti, rumah sakit, sektor transportasi dan komunikasi, serta ancaman terhentinya pasokan air dan kegiatan ekonomi. Dia menunjukkan bahwa semua layanan ini bergantung pada bahan bakar dan gas, menekankan bahwa dampak lain yang ditimbulkan adalah ketidakmampuan warga untuk memasak karena tidak tersedianya gas domestik.
Tidak ada stok gas di Jalur Gaza karena jumlah yang masuk tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Mengenai bahan bakar, Al-Shourbajymengindikasikan bahwa jumlah yang ada hanya dapat mencukupi beberapa fasilitas kemanusiaan, seperti pusat kesehatan dan kotamadya–itu pun hanya cukup untuk beberapa hari. Dengan kata lain, pasokan itu bisa berhenti setiap saat dan menyebabkan bencana kemanusiaan yang besar.
Al-Shourbajy menambahkan bahwa sektor ekonomi lainnya, termasuk sektor swasta, tidak dipasok dengan apa pun secara resmi, dan kebutuhan yang ada hanya tersedia dalam jumlah yang sangat kecil yang dijual di pasar gelap. Pasokan itu sama sekali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi minimum penduduk. Akibatnya, harga barang-barang meroket, menambah penderitaan warga yang sudah mengalami kemiskinan, perampasan dan memburuknya kondisi keuangan dan kehidupan.
Saat ini, Jalur Gaza membutuhkan sekitar 7.000 ton gas setiap bulan, sementara jumlah yang masuk baru-baru ini tidak melebihi 3.500 ton. Israel terus melanggar ketentuan kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari dan telah menutup semua penyeberangan ke Gaza, melancarkan perang kelaparan untuk memaksa Palestina pergi. Menurut anggota sayap kanan, Israel sedang mengerjakan rencana untuk memindahkan warga Palestina secara paksa sebelum membangun permukiman di Gaza.
Sumber: https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini