Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Dr. Munir Al-Barsh, menyatakan bahwa pendudukan Israel secara sengaja membunuh anak-anak dan perempuan dengan menyerang langsung tenda-tenda pengungsian. Ia mengungkapkan bahwa jumlah anak-anak yang terbunuh telah mencapai 17.954 jiwa, sementara perempuan yang terbunuh tercatat sebanyak 12.365 orang.
Dalam pernyataan kepada media pada Selasa (22/4), Al-Barsh juga mengungkapkan bahwa sejak awal tahun ini, lebih dari 52 anak meninggal akibat kekurangan gizi dan 17 lainnya meninggal karena cuaca dingin yang ekstrem.
Ia menambahkan, saat ini terdapat sekitar 22.000 pasien yang sangat membutuhkan pengobatan di luar negeri, termasuk 13.000 di antaranya yang membutuhkan perjalanan segera. Sementara itu, sedikitnya 60.000 anak di seluruh Jalur Gaza mengalami kekurangan gizi.
Al-Barsh juga melaporkan bahwa lebih dari 1.400 tenaga medis telah dibunuh oleh pasukan Israel, dan sekitar 360 lainnya ditahan, termasuk Dr. Hossam Abu Safiya. Sebanyak 20 rumah sakit kini sudah tidak beroperasi sama sekali, dan hanya 18 rumah sakit yang masih berfungsi secara terbatas.
Ia mengecam “diamnya dunia internasional yang mencurigakan” atas kejahatan-kejahatan yang terus berlangsung ini, terutama dari lembaga-lembaga internasional yang seharusnya bertindak.
Dalam konteks yang sama, Direktur Medis Médecins Sans Frontières (Dokter Lintas Batas) di Gaza, Dr. Fadi Al-Madhoun, menyatakan bahwa sistem kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran total akibat blokade yang terus berlangsung. Ia menjelaskan bahwa sekitar 50.000 pasien dan korban luka membutuhkan operasi mendesak, dan ribuan anak mengalami malnutrisi parah akibat kelangkaan pasokan pangan.
Pada Selasa (22/04) malam, empat warga sipil Palestina dilaporkan terbunuh dan satu lainnya terluka akibat serangan drone Israel yang menyasar sekelompok warga di wilayah timur Khan Yunis, Gaza selatan. Sumber-sumber lokal menyebutkan bahwa sebuah drone Israel menembakkan setidaknya satu rudal ke arah sekelompok warga di Kota Bani Suhaila.
Sumber medis mengonfirmasi bahwa empat korban jiwa dan satu korban luka berat telah dilarikan ke Kompleks Medis Nasser dan Rumah Sakit Eropa setelah serangan tersebut.
Serangan Israel ke Jalur Gaza (pasca gencatan senjata) telah memasuki hari ke-36 berturut-turut, dengan pembantaian yang terus menyasar warga sipil dan keluarga pengungsi, serta penghancuran sistematis terhadap infrastruktur vital yang menyelamatkan nyawa.
Sejak dimulainya kembali agresi genosida pada 18 Maret 2025, jumlah korban jiwa bertambah menjadi 1.890 terbunuh dan 4.950 orang terluka. Total korban sejak 7 Oktober 2023 kini mencapai 51.266 jiwa terbunuh dan 116.991 luka-luka, banyak di antaranya mengalami cedera serius atau kritis.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini