Pemerintah Rezim Assad dan sekutunya, Rusia, pada Selasa pagi, 4 April 2017, melakukan serangan udara berupa gas kimia beracun terhadap warga sipil di wilayah Idlib, Suriah.
Berdasarkan laporan Syrian Network for Human Right (SNHR), akibat serangan udara ini 103 warga sipil terbunuh dan lebih dari 600 orang mengalami luka. Sebanyak 33 anak-anak juga terbunuh dalam serangan misil yang ditembakkan melalui pesawat tempur.
Di wilayah Al Shamali yang terletak di kota Khan Sheikhoun City di provinsi Idlib bagian selatan, serangan gas beracun telah membunuh 60 warga sipil, termasuk diantaranya 11 perempuan dan 23 anak-
anak. Sebanyak 200 orang juga menderita sesak nafas akibat insiden tersebut. Di kota Salqin, provinsi Idlib di bagian barat, korban pembunuhan massal naik hingga 23 orang, termasuk 14 diantaranya anak-anak dan 5 orang perempuan.
Jumlah korban yang terbunuh dapat dipastikan terus bertambah karena korban yang menderita luka semakin bertambah buruk kondisinya sehingga menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Dalam serangan ini, korban yang terkena gas kimia beracun mengalami gejala yang mengerikan seperti sesak nafas akut dengan kondisi membiru di sekitar kulit, peningkatan produksi air liur, penyempitan pupil yang mengakibatkan hilangnya kemampuan merefleksi cahaya, hingga melemah dan lumpuhnya otot-otot pernafasan yang berujung pada kematian.
Serangan senjata kimia yang dilancarkan rezim Assad dan sekutunya Rusia kali ini merupakan serangan yang terburuk sejak tahun 2013. Menurut PBB, tipe senjata yang digunakan pada serangan udara di Idlib tersebut merupakan jenis senjata yang dilarang oleh hukum internasional karena menunjukkan kebrutalan yang tidak bisa ditoleransi.
Adara Relief International, sebagai lembaga sosial kemanusiaan di Indonesia yang fokus membantu urusan anak dan perempuan menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Mengutuk dan mengecam serangan gas kimia beracun yang dilakukan oleh rezim Assad dan sekutunya karena hal tersebut merupakan bentuk kebrutalan diluar akal sehat yang terjadi di dunia modern, yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
2. Mengajak seluruh masyarakat dunia internasional untuk menyatakan penentangan terhadap kejahatan yang dilakukan oleh rezim Assad beserta sekutunya agar kejahatan yang mereka lakukan diadili di pengadilan HAM internasional.
3. Menyerukan kepada seluruh pemimpin negara Timur Tengah agar bersatu guna menyelesaikan konflik di Suriah dan menghentikan kebiadaban tiada henti yang dilakukan oleh rezim Assad beserta para sekutunya.
4. Mengajak kaum muslimin Indonesia khususnya dan segenap bangsa Indonesia umumnya untuk turut serta mengutuk dan menentang kebiadaban rezim Assad dan yang bersamanya terhadap serangan gas kimia beracun di Suriah yang melanggar hukum internasional.
5. Menggugah kepedulian segenap rakyat Indonesia terhadap kejahatan kemanusiaan yang terjadi di Suriah dengan melakukan sosialisasi, penggalangan dana dan doa tulus bagi rakyat Suriah.
“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.”
(QS Al-Maidah 32)
“Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.”
(HR Muslim)
Semoga Allah swt senantiasa memudahkan langkah-langkah kebajikan kita dan mencatatnya sebagai pemberat timbangan kebajikan kelak..
Jakarta, 6 April 2017
Hj. Nurjanah Hulwani, S.Ag, ME
(Ketua Adara Relief International)