Setidaknya 13.000 orang telah hilang di Jalur Gaza sejak perang dimulai pada bulan Oktober, dan orang-orang di Gaza terus berupaya untuk menemukannya, entah dalam keadaan hidup ataupun tidak bernyawa.
Di kuburan massal yang ditemukan di Kompleks Medis Nasser, orang-orang menyaksikan situasi yang sangat memilukan. Di antara bagian tubuh yang termutilasi, anggota tubuh yang berserakan, dan kepala yang dipenggal, terdapat banyak orang yang mencari keluarganya yang hilang atau sekadar mengamati dari jauh karena tidak dapat memahami bagaimana pembantaian tersebut dapat terjadi. Kenyataannya, kuburan massal di Rumah Sakit Nasser hanyalah satu dari puluhan kuburan yang ditinggalkan tentara Israel di seluruh Gaza.
Alaa al-Arabashli, mengidentifikasi jenazah Moaz, putranya yang berusia 19 tahun, di Rumah Sakit Nasser. Terlepas dari kepedihan yang ia rasakan, ia mengumpulkan bagian tubuh jenazah putranya dan mengangkatnya dari tanah, kemudian menguburkannya dengan tangannya. Begitulah akhir dari nasib putranya yang hilang.
Dia mengatakan bahwa dia menemukan putranya setelah tim penyelamat berhasil menemukan lebih dari 40 mayat dari kuburan. Tim Pertahanan Sipil mengizinkan orang-orang untuk memeriksanya, dan tidak ada yang dapat membedakan jenazah kecuali pakaiannya. Hal itu cukup bagi Alaa untuk mengidentifikasi putranya.
Beberapa keluarga dipanggil untuk menguburkan anak-anak mereka yang telah ditemukan. Bunga-bunga ditaburkan setelah jenazah keluarga mereka dipindahkan untuk dikuburkan secara layak. Sementara itu, mayat-mayat yang belum teridentifikasi dibariskan dengan harapan siapa pun yang datang dapat mengenali sebagian dari mereka. Setelah teridentifikasi, jenazah dimasukkan ke dalam kantong plastik baru, ditutup dengan kain kafan putih, dan dikubur kembali.
Alaa Al-Arabashli mengatakan bahwa ia tidak pernah membayangkan akan mencari putranya di selokan yang penuh dengan bagian tubuh manusia. Namun,ia merasa damai, mengetahui bahwa putranya adalah seorang syuhada.
“Saya mengumpulkan bagian jasad putra saya dengan kedua tangan saya sendiri, dan saya membawanya ke tempat peristirahatan terakhirnya,” katanya kepada Mondoweiss. “Rasanya jantungku seperti ditarik keluar bumi.”
“Tapi saya menganggap diri saya beruntung,” tambahnya. “Saya menemukan anak saya. Ada ribuan orang yang tidak tahu di mana orang yang mereka cintai berada.”
Tim Pertahanan Sipil di kuburan tersebut menegaskan bahwa tentara Israel melakukan pembantaian di dalam rumah sakit, yang ingin mereka sembunyikan dengan menggali kuburan massal tersebut.
Kolonel Yamen Abu Suleiman, Direktur Pertahanan Sipil di Khan Younis, telah bekerja di lokasi kejadian selama empat hari terakhir. Dia mengatakan bahwa dia dan rekan-rekannya telah menemukan lebih dari 300 mayat sejauh ini, dan membenarkan bahwa sebagian besar dari jenazah menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan eksekusi.
Abu Suleiman mengatakan kepada Mondoweiss bahwa pasukan Israel dengan sengaja melakukan pembunuhan tanpa pandang bulu di Rumah Sakit Nasser dan mencoba menyembunyikan mereka di kuburan massal setelah mengumpulkan mereka ke dalam kantong yang diletakkan bertumpuk satu sama lain. Banyak jenazah yang terpotong-potong, bahkan ada yang terbelah dua, menunjukkan jejak gilasan tank dan buldoser.
“Tidak ada moralitas dalam menangani para syuhada ini,” kata Abu Suleiman.
Sumber: https://mondoweiss.net/
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini