Sosok Muhammad al-Qiq mungkin tidak kita kenal di Indonesia. Namun ternyata sosok wartawan yang ditawan Israel dan mogok makan selama 90 hari lebih ini memiliki daya tarik cukup besar di kalangan anak-anak Palestina. Bahkan sejumlah aksi heroik meletus belakangan terinspirasi oleh sosok Al-Qiq.
Terakhir, seorang anak Palestina penyandang disable kemarin Kamis ngotot minta bertemu langsung dengan Al-Qiq yang sedang dirawat (ditahan) di RS Afula untuk menyampaikan solidaritasnya. Sementara al-Qiq sudah 93 hari berturut-turut melakukan mogok makan sebagai bentuk protesnya atas penahanan administratifnya.
Badan Urusan Tawanan dalam salinan keterangannya menegaskan, bocah penyandang disable Ahmad Muhammad Jabarin (14) berasal dari kota Umm al-Fahm di wilayah Palestina 1948 itu ngotot masuk ke ruang tawanan Al-Qiq di RS Afula dan menciuminya. Jabarin memegangi tangannya dengan erat selama berjam-jam sebagai bentuk solidaritas.
Orang tua Jabarin menjelaskan kepada pengacara BUT, Hanan Al-Khatib bahwa Ahmad Jabarin ngotot berkeras ke RS Afula dan masuk ke ruangnya untuk menyampaikan kepadanya bahwa dirinya adalah Al-Qiq adalah pahlawan sejati yang didukung oleh rakyat Palestina seluruhnya dari yang kecil hingga yang besar.
Sementara al-Khateeb menambahkan, bukan hanya Jabarin namun ada anak yang juga penyandang disable Mushab Mahamid di kota yang sama yang ikut solidaritasterhadap Al-Qiq dengan mogok makan sejak 10 hari lalu dan selalu mengupdate berita soal Al-Qiq.
Al-Khateeb menegaskan, solidaritas rakyat Palestina terhadap tawanan Muhammad al-Qiq yang mogok makan sejak 93 tahun terus membesar. Setiap hari pasti ada rakyat yang unjuk rasa solidaritas di depan RS Afula mengecam sikap Israel yang menolak tuntutan Al-Qiq.