Petugas medis dan pasien meninggalkan rumah sakit di Rafah, sementara pemindahan orang sakit dan terluka melalui perbatasan dengan Mesir terhenti karena operasi militer Israel (7/5), lapor Reuters .
Rumah Sakit Abu Yousef Al-Najjar terletak di wilayah selatan Gaza yang telah ditetapkan tentara Israel sebagai zona tempur dan hanya sepertiganya yang masih beroperasi. Israel membenarkan serangan tersebut dengan mengatakan bahwa Hamas menggunakannya untuk tujuan militer – klaim yang dibantah oleh staf rumah sakit dan Hamas.
Dokter Marwan Al-Hams mengatakan kepada Reuters bahwa Israel telah menempatkan Rumah Sakit Abu Youssef Al-Najjar di pusat medan pertempuran. “Ancaman terhadap rumah sakit mengakibatkan orang dan pasien meninggalkan rumah sakit,” katanya, seraya menambahkan bahwa beberapa kru medis juga telah pergi.
Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia, Margaret Harris, memperingatkan bahwa penutupan klinik tersebut akan membahayakan nyawa sekitar 200 pasien dialisis karena klinik tersebut merupakan satu-satunya klinik dialisis di Gaza.
“Jika ditutup, itu berarti semua orang akan meninggal karena gagal ginjal, sebab klinik itulah yang menjadi harapan mereka,” katanya. Sementara itu, pelayanan medis lainnya di Rafah telah terganggu dan beberapa layanan ditangguhkan.
Penyeberangan Rafah ke Mesir telah direbut dan ditutup oleh Israel, sehingga menghambat evakuasi medis bagi yang sakit dan terluka serta impor obat-obatan, kata kelompok bantuan medis. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 140 pasien dijadwalkan meninggalkan daerah kantong yang terkepung pada hari Selasa (7/5) untuk mendapatkan perawatan.
“Hari ini, nama saya ada di perbatasan, dan saya harus melakukan perjalanan agar mendapatkan perawatan untuk kaki saya,” Lama Abu Holi, seorang gadis berusia delapan tahun di Rumah Sakit Al-Aqsa yang mengalami cedera pada dua anggota badan, mengatakan kepada Reuters . “Karena perbatasan ditutup hari ini, saya jadi tidak bisa melakukan perjalanan. Saya kesal dan kecewa.”
Mohammad Abu Skhil, seorang dokter yang bekerja di Rumah Sakit Kuwait di Gaza, mengatakan penghentian transfer pasien akan memenuhi tempat tidur rumah sakit dan semakin membebani sistem medis.
Sumber: https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini