PBB pada Rabu melaporkan pembatasan ketat Israel terhadap upaya bantuan di Gaza, tempat warga sipil menghadapi “tingkat kekerasan yang mengerikan” di tengah serangan yang sedang berlangsung.
“Rekan-rekan kami dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa warga sipil Palestina mengalami tingkat kekerasan yang mengerikan di Jalur Gaza,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam konferensi pers.
Dujarric mengatakan bahwa PBB dan mitranya memberikan bantuan kepada lebih dari 2.000 keluarga di Gaza selatan dan tengah antara 22 Desember dan 4 Januari, “Kami juga membantu sekitar 200 keluarga di Kota Gaza.”
“Sementara itu, OCHA melaporkan bahwa otoritas Israel terus menyangkal upaya yang dipimpin PBB untuk mencapai Gaza utara, tempat warga Palestina dikepung selama lebih dari 90 hari,” katanya.
Mencatat bahwa hampir seluruh upaya pengiriman bantuan PBB ditolak oleh Israel, ia mengatakan pada Rabu (8/1), “otoritas Israel hanya memfasilitasi empat dari delapan permintaan kami untuk gerakan kemanusiaan terkoordinasi. Sisanya ditolak atau dibatalkan karena tantangan keamanan atau logistik.”
Dujarric juga membacakan pernyataan dari Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini yang memperingatkan akan adanya krisis yang mengancam jika keputusan Israel untuk melarang badan tersebut berlaku.
“Keputusan itu akan berdampak buruk pada orang-orang yang didukung UNRWA,” kata Lazzarini dalam pernyataan itu, merujuk pada hilangnya pendidikan bagi 700.000 anak dan runtuhnya layanan bantuan penting dan perawatan kesehatan.
Pada Oktober 2024, Knesset, parlemen Israel, mengesahkan undang-undang yang secara efektif melarang operasi UNRWA di wilayah Palestina yang diduduki. Undang-undang ini akan mulai berlaku pada akhir Januari 2025, tiga bulan setelah pemungutan suara.
Tentara Israel terus melancarkan genosida di Gaza, membunuh hampir 46.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini