Amnesty International (AI) telah menangguhkan keanggotaan Amnesty Israel selama dua tahun akibat ketidakselarasan cabang tersebut dengan sikap organisasi terkait isu genosida di Gaza serta tuduhan “rasisme anti-Palestina.” Keputusan ini diambil oleh Dewan Internasional Amnesty berdasarkan bukti bahwa Amnesty Israel telah bertindak dengan cara yang merugikan misi organisasi hak asasi manusia tersebut.
Dalam surat resmi tertanggal 6 Januari, Ketua Interim Internasional Amnesty, Tiumalu Lauvale Peter Fa’afiu, menyatakan bahwa Amnesty Israel telah menentang penelitian dan laporan organisasi secara aktif, termasuk laporan tahun 2022 berjudul “Israel’s Apartheid Against Palestinians: Cruel System of Domination and Crime Against Humanity serta laporan tahun 2024, You Feel Like You Are Subhuman:’ Israel’s Genocide Against Palestinians in Gaza.
“Amnesty Israel berusaha mendiskreditkan penelitian dan posisi hak asasi manusia Amnesty,” tulis Fa’afiu. Ia menambahkan bahwa tindakan Amnesty “merusak kredibilitas, integritas, dan koherensi operasional misi hak asasi manusia Amnesty.”
Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap temuan adanya rasisme anti-Palestina yang endemik di Amnesty Israel. Laporan sebelumnya juga menyebut bahwa suara Palestina sering kali diabaikan dalam keputusan organisasi cabang tersebut. Mantan Ketua Amnesty Israel, Daniil Brodsky, dalam surat pengunduran dirinya pada November 2024, menyatakan bahwa ruang organisasi di cabang tersebut cenderung tidak ramah terhadap Palestina.
Amnesty Israel sebelumnya menolak laporan Amnesty International yang menuding adanya genosida oleh Israel di Gaza, dengan alasan bahwa tuduhan tersebut “belum cukup terbukti.” Namun, cabang tersebut mengakui adanya pelanggaran hukum internasional, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan pembersihan etnis yang mungkin terjadi.
Sejumlah anggota Amnesty Israel menyebut bahwa kepemimpinan AI mempolitisasi diskursus hak asasi manusia dan mempromosikan kebijakan anti-Israel. Mantan Direktur Amnesty Israel, Yonatan Gher, menyebut cabang tersebut telah berubah menjadi “penjaga pemerintah Israel terhadap gerakan hak asasi manusia.”
Meski begitu, Amnesty International menyatakan bahwa keputusan ini dilakukan untuk melindungi reputasi dan integritas gerakan Amnesty secara keseluruhan. Selama masa penangguhan, komite peninjau akan mengevaluasi apakah Amnesty Israel akan diizinkan kembali menjadi bagian dari organisasi atau diberlakukan larangan permanen. Amnesty Israel juga memiliki opsi untuk mengajukan banding atas keputusan ini.
Keputusan ini memicu perdebatan lebih luas tentang prioritas Amnesty International dalam isu Israel-Palestina. Beberapa sumber anonim menyebut bahwa Amnesty memiliki “obsesi” terhadap isu ini dengan mengalokasikan sebagian besar sumber daya organisasi untuk konflik di Levant.
Sekretaris Jenderal Amnesty International, Agnes Callamard, dalam email bocoran yang dirilis pada Senin, menyebut bahwa masalah ini akan dibahas dalam pertemuan pada 21 Januari mendatang untuk menentukan masa depan Amnesty Israel dalam gerakan Amnesty International.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini