Adara Relief – Jakarta. Yazen Hamza al-Kurdi, penduduk Kamp Aida yang terletak di utara Betlehem, selatanTepi Barat. Ingatannya kembali berputar pada kejadian 30 bulan lalu. Israel menangkapnya. Mereka mengikat Yazen, lalu mengikat tangan dan menutup kedua tangannya. Sesampainya di pos Israel ia dipaksa duduk jongkok. Yazen ditangkap karena dituduh melempari tentara israel dengan batu. Umur Yazan belum genap 17 tahun namun sudah 2 kali penangkapan.
“Israel menyuruhku melepas baju dan mebiarkanku berada di bawah Ac. Mereka juga memaksaku berdiri menghadap tembok sambil mengangkat kaki, “ ujar pemuda yang baru berusia 17 tahun ini pada aljazeera.net.
Menurut Yazan apa yang ia alami tak seberapa di banding anak-anak Palestina lainnya. Israel mencaci maki anak-anak yang ditahan, memukuli dan menyiksa mereka. Berbagai macam penindasan dialami anak-anak penghuni penjara Israel.
Ayman Yousef Abed Rabbo, pemuda lain yang juga berasal Betlehem. Ia ditangkap dan dimasukkkan ke Penjara Ofer (dekat Ramallah, di pusat Tepi Barat). Menurutnya, penangkapan Israel sangat buruk. Dimulai dari kendaraan yang membawanya ke penjara, juga makanan yang tidak layak diberikan pada penghuni penjara.
“Tiba-tiba listrik mati. Sepuluh menit kemudian mereka melempar bom gas ke dalam ruang tahanan, lalu mereka melempar gas oksigen agar kami tetap hidup, “ ujar Ayman.
Tentara bersenjata lengkap mulai memukuli anak-anak di penjara. Mereka bertubuh besar ditemani anjing polisi menggiring para tahanan. Yang melawan siap berhadapan dengan anjing-anjing tersebut.
“Israel melarang kami mengangkat kepala. Yang melawan siap dipukul, “ ujar Ayman. Sampai saat ini ia masih saja merasakan sakit akibat pukulan di wajahnya juga tangannya yang diikat saat penangkapan.
Israel benar-benar berniat menindas penghuni penjara. Mereka tak membedakan penghuni penjara berusia lanjut atau yang masih belia.
Kondisi penjara juga memprihatinkan, penuh minyak dan sisa makanan. Ditambah Israel melempari bom gas ke dalam ruang penjara.
Israel juga memutus seluruh akses ke luas. Melarang adanya kabar dari TV maupun media lainnya.
Juru Bicara Klub Tahanan Palestina, Abdullah al-Zaghari mengatakan, penindasan ini adalah Keputusan politik dan militer Israel untuk melumpuhkan semangat Palestina.
6500 tahanan terancam penindasan Israel. Setelah keluar Israel memutus gaji mereka. Tujuannya, memutus perlawanan Palestina terhadap penjajahan. Namun mereka tak kan pernah berhasil.
Sumber : alJazeera.net