Isra’ Mi’raj adalah peristiwa dengan banyak keajaiban dan bukti kebesaran Allah SWT. Lokasi utamanya di Masjidil Aqsa. Karena Rasulullah SAW diperjalankan (isra’) menuju masjid yang diberkahi tersebut. Dan dari Masjidil Aqsa pula titik tolak beliau naik (mi’raj) menuju Sidratul Muntaha untuk menerima perintah shalat 5 waktu.
Ada peristiwa besar yang terjadi di Masjidil Aqsa dalam rangkaian perjalanan Isra Mi’raj tersebut. Yaitu momen pengukuhan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin para Nabi dan Rasul. Saat itu Rasulullah SAW didaulat mengimami seluruh Nabi dan Rasul yang jumlahnya mencapai 124.000 orang.
Dalil utama peristiwa Isra Mi’raj ada dalam surat Al Isra (17) : ayat 1,
سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِیۤ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَیۡلࣰا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِی بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِیَهُۥ مِنۡ ءَایَـٰتِنَاۤۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
Ayat ini menjelaskan keutamaan kedua Masjid. Setidaknya ada 4 keutamaan yang disebutkan. Pertama, tidak seperti
nama bagi masjid-masjid lainnya, Allah SWT langsung yang memberikan nama bagi Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa. Kedua, Allah SWT menyandingkan kedua masjid tersebut dalam satu ayat. Ketiga, Allah SWT memberi sifat khusus bagi Masjidil Aqsa yaitu “yang kami berkahi sekelilingnya.” Dan keempat, Allah SWT menjadikan kedua Masjid tersebut sebagai masjid pilihan dengan segala keutamaan dan keistimewaannya.
Masjidil Aqsa menjadi kiblat pertama sejak diwajibkannya shalat 5 waktu pada peristiwa Isra Miraj. Dalam hadits disebutkan selama kurang lebih 16 bulan kiblat pertama Nabi SAW dan para shahabatnya adalah Masjidil Aqsa. Hingga datang perintah mengalihkan arah kiblat ke Masjidil Haram.
عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ شَهْرًا حَتَّى نَزَلَتْ الْآيَةُ الَّتِي فِي الْبَقَرَةِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ…
Artinya : Dari Al-Bara bin ‘Azib berkata, “Saya shalat bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menghadap ke arah Baitul Maqdis selama enam belas bulan, sampai turun ayat di dalam Surah Al-Baqarah,… wahaitsu ma kuntum fawallau wujuhakum syatroh…” (H.R. Bukhari).
Beralihnya kiblat ke Masjidil Haram tidak menggeser sedikitpun keutamaan Masjidil Aqsa bagi umat Islam. Diketahui ayat-ayat yang turun terkait Masjdil Aqsa dan bumi Palestina tempatnya berada, seluruhnya merupakan ayat-ayat Makkiyah. Itu artinya persoalan Masjidil Aqsa adalah persoalan aqidah.
Setidaknya ada 15 ayat Al Quran menyebutkan keutamaan Masjidil Aqsa dan tanah tempatnya berdiri, Palestina. Begitupula banyak hadits menyebutkan berbagai keutamaannya. Termasuk keutamaan 250 kali lipat beribadah di dalamnya dibanding masjid lain di muka bumi. Sebagaimana keutamaan yang dimiliki Masjidil Haram dengan 100.000 kali lipat dan Masjid Nabawi 1000 kali lipat di banding shalat di masjid manapun di muka bumi.
Kini 1,5 M umat Islam berlomba meraih kebaikan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Namun tidak demikian dengan Masjidil Aqsa. Penjajahan Israel (zionis yahudi) atas tanah Palestina telah merenggut sebagian besar hak Umat Islam dari Masjdil Aqsa.
Sebut saja tembok Buraq tempat Rasul SAW menambatkan Buraqnya saat singgah di Masjidil Aqsa. Kini tembok yang merupakan bagian Masjidil Aqsa yang berada di sisi Barat berikut kawasan warga muslim di sekitarnya sepenuhnya dikuasai penjajah Israel. Puluhan ribu yahudi didatangkan dari berbagai negara secara terorganisir untuk beribadah di sana.
Bagian bawah Masjidil Aqsa bahkan nyaris dikuasai mereka. Diketahui ada 60 lebih galian dibuat menjadi musium-musium dan tempat peribadatan yahudi. Diketahui penjajah Israel menargetkan keruntuhan Masjidil Aqsa untuk diganti dengan kuil Sulaiman yang mereka yakini keberadaannya.
Secara berkala dan meningkat, kelompok-kelompok ibadah ritual yahudi didatangkan. Tidak hanya ritual kemusyrikan yang mengotori Masjidil Aqsa, namun keberadaan tentara dan polisi Israel untuk mengawal mereka dan menghalau kaum muslimin dengan menginjak-injak tempat-tempat shalat sungguh merupakan penodaaan dan penistaan kesucian masjid. Mereka membatasi keberadaan kaum muslimin di Masjdil Aqsa, mempersempit ruang gerak dan menciptakan suasana tidak nyaman bagi kaum muslimin di sekitarnya.
Upaya kaum muslimin memakmurkan Masjidil Aqsa dikriminalisasi. Laki-laki dan perempuan, tua muda, anak-anak dan lansia diperlakukan sama tanpa pandang bulu. Kebebasan umat Islam di sana terenggut. Hak-haknya dirampas. Nyawa kaum muslimin seolah begitu murah bagi mereka.
Berkali-kali Masjid dialihfungsikan menjadi tempat ibadah ritual yahudi (ala Talmud). Adzan dilarang dikumandangkan. Beberapa kali shalat 5 waktu tidak dapat didirikan di dalamnya. Kawasan Masjidil Aqsa ditutup dan kuasai penjajah Israel. Kaum muslimin hanya diizinkan masuk jika telah melalui pintu pemeriksaan dengan alat detektor.
Kondisi terkini, sejak pintu Ar Rahma (salah satu dari 15 pintu Masjidil Aqsa yang terletak di sisi Timur Masjidil Aqsa) dibuka kembali oleh kaum muslimin setelah ditutup selama 16 tahun oleh Israel, dan Mushalla Ar Rahma kembali difungsikan sebagai tempat shalat, setiap harinya satu persatu penjaga Masjidil Aqsa ditahan dan dikriminalisasi. Shalat di Mushalla Ar-Rahma adalah tindakan kriminal dan dapat diperkarakan hingga berujung penjara.
Atas semua kondisi Masjidil Aqsa, dan beban berat bangsa Palestina menjaga dan mengawal Masjidil Aqsa, belum
banyak yang dapat diperbuat Umat Islam saat ini.
Padahal berabad sebelumnya, kita dapati Masjidil Aqsa dimakmurkan sejak pembebasannya oleh Umar bin Khattab. Masjdil Aqsa semula adalah kawasan seluas 14,4 hektar tanpa bangunan. Umar Bin Khattab memelopori pembangunan Masjid Qibly. Lalu satu demi satu kekhalifan Islam pada masanya berkontribusi memakmurkan Masjidil Aqsa hingga menjadi seperti yang kita lihat saat ini.
Masjdil Aqsa sempat dinodai pasukan salib. Namun noda pembantaian 70.000 kaum muslimin didalamnya telah dibalas dengan kemenangan gemilang pasukan Shalahuddin Al Ayyubi membebaskan kembali Masjidil Aqsa.
Jika masa demi masa kaum muslimin berkontribusi untuk kemakmuran Masjidil Aqsa, lalu apa kontribusi Umat Islam saat ini untuk Masjidil Aqsa?
Dan jika saja Rasul SAW hadir di tengah-tengah kita saat ini, mampukah kita menengadahkan kepala saat Beliau SAW bertanya, apa yang sudah kalian perbuat untuk Masjidil Aqsa.
Sungguh peringatan Isra’ Mi’raj hakikatnya hadir untuk menegur kita. Tentang apa yang sudah kita lakukan untuk menjaga amanah Masjdil Aqsa.
Adara Relief International dari berbagai sumber