Adara Relief – Tangerang. Masjid Raya Bani Umar Bintaro kembali menyelenggarakan kajian edukasi Palestina kepada para jamaah masjid di kajian rutin Selasa (22/5). Kajian yang bertajuk “Rindu Al Aqsa” tersebut diisi oleh Ketua Adara Relief International Nurjanah Hulwani dan tamu dari Palestina yaitu Syeikh Amin Muhammad Mahmud Ath Thorodat.
Ustadzah Hj. Nurjanah Hulwani S.Ag. ME mengemukakan tentang perjuangan warga Palestina yang sungguh luar biasa. Pertumpahan darah warga Palestina menjadi suatu pengorbanan yg sangat besar karena menjaga tanah umat Islam di seluruh dunia yang saat ini telah hampir seluruh nya dikuasai oleh Israel.
Lebih lanjut Nurjanah menerangkan bahwa pemindahan kedutaan Israel di Al Quds oleh Presiden Amerika Donald Trump merupakan pelecehan yang sangat menyakitkan terhadap Palestina.
Beliau juga mengutip tentang hadist riwayat dari Abu Hurairah RA, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat.”
Maka perjuangan Rakyat Palestina juga menjadi perjuangan kita. Barangkali kita tidak bisa berjihad secara fisik dan langsung datang ke Palestina, namun banyak cara untuk bisa membantu rakyat Palestina untuk mempertahankan tanah Al Quds. Diantaranya adalah dengan memberikan sumbangan materi.
Nurjanah mengemukakan juga masalah Palestina yang sedang berjuang untuk kembali ke tanah airnya dalam rangkaian aksi “Pawai Kepulangan Akbar” beberapa waktu lalu. Allah mudahkan untuk warga Gaza yang mengikuti aksi dimana mereka mengumpulkan 10 ribu ban bekas yang dapat di bakar untuk mengelabui pandangan para sniper Israel. Mereka juga membuat layang-layang yang diganduli deengan bahan bakar yang diarahkan ke arah pendudukan Israel.
Dalam penutup taujihnya, Nurjanah mengingatkan bahwa, “Kita semua adalah Palestina.” Untuk itu, sebagai muslim kita dapat membantu saudara kita di Palestina melalui : edukasi, donasi dan doa yang tiada pernah terhenti.
Kajian yang dihadiri oleh sekitar 500 jamaah tersebut dilanjutkan dengan paparan oleh Syeikh Amin Muhammad Mahmud Ath Thorodat, ulama yang berasal dari Palestina.
Beliau memaparkan bahwa Al Quds adalah sumber kemuliaan kita. Ia juga mengemukakan bahwa perkumpulan ini adalah perkumpulan yang Allah berkahi, di mana para wanita pengikut kajian ini terpaut dengan Al Aqsa seperti mereka terpaut hatinya dengan Makkah.
Beliau juga menerangkan bahwa Masjidil Aqsa mempunyai derajat yg sangat tinggi dimata Allah. Kita harus percaya bahwa penderitaan ini akan segera berakhir karena itulah yg Allah janjikan. Kita harus yakin dengan janji Allah.
Adapun perihal Al Quran, beliau mengatakan bahwa keterpautan antara seorang makhluk dengan Allah SWT adalah melalui Al Quran. Sebab Al Quran bukan hanya menunjukkan yang baik namun yang paling baik. Tidak hanya menunjukkan yang benar tapi juga yang paling benar, dan yang menghubungkan kami (Rakyat Palestina) dengan kalian adalah kalimat Laa Ilaa ha Illallaah.
Syeh Amin mengajak jamaah untuk menjadikan Al Quran sebagai petunjuk hidup kita. Menjadikan Al Quran undang undang dalam kehidupan kita sehari hari. Juga menjadikan Al Quran sebagai obat bagi kita.
Di Palestina seluruh rakyat menjadi penghapal Al Qur’an, dan yang hapal 30 juz akan berada di barisan yang paling depan dalam membela tanah Palestina. Oleh karena itu Syeikh Amin mengajak para ibu-ibu peserta kajian untuk mengajarkan anak-anaknya Al Quran.
Beliau juga akan menghubungkan Al Quran dengan Al Aqsa. Sebab semua itu ada hubungannya, antara Al Quran, Al Aqsa dan keluarga. Menurutnya, jika kita menolong Agama Allah, maka Allah akan menolong kita.
Kita harus memulai hal itu dari keluarga kita. Karena musuh-musuh Islam mengetahui, jika keluarga itu di bangun atas dasar Al Quran, maka musuh musuh melihat keluarga yang Qurani itu seperti gunung yg kokoh. Laksana kita membangun dengan batu bata, terus dan terus hingga batu bata itu bisa menjadi sebuah bangunan yg kokoh yg tidak mudah di serang musuh musuh.
Oleh karena, ia mengulang-ulang nasehatnya untuk selalui mempelajari Al Quran, menghafalnya dan mengamalkannya maka Allah akan memuliakan kalian.
Salah seorang jamaah memberikan pertanyaan mengenai,
“Mengapa penduduk Palestina dapat menghapal Al-Qur’an dengan mudah?”
Beliau menjawab bahwa rata-rata anak-anak Palestina dapat menghapal Al Quran sejak usia di bawah 5 tahun dan yang mengajarkan oleh ibunya. Sambil memasak, ibunya membaca Al Quran, berbenah rumahpun sambil membaca Al-Qur’an, maka anak-akan mengikuti Ibu nya.
Adapula pertanyaan lain dari jamaah mengenai bagaimana cara ibu yang bekerja agar tetap dapat mengajarkan Al Quran kepada anaknya. Menurut beliau, sang ibu harus menyediakan waktu untuk anaknya. Tidak mengapa sedikit asalkan dilakukan secara kontinyu dan terus menerus.
Syekh Amin juga menjelaskan tentang cara menumbuhkan cinta anak-anak kepada Al Quran. Dalam pandangannya, jika ingin memiliki anak-anak yang mencintai Al Quran, maka oara orang tua harus mencintai Al Quran. Jika orang tua hanya memegang telefon genggam, maka anak akan ikut mencontoh perilakunya.
Pertanyaan terakhir adalah dari jamaah yang ingin mengetahui mengenai bantuan yang digalang di Indonesia ini, apakah bisa diterima dengan baik di Palestina, karena banyaknya rintangan yang menghalangi bantuan-bantuan yang dikirim ke Palestina.
Beliau menjawab bahwa walaupun disana banyak tentara Israel yang mencoba menghadang bantuan agar tidak sampai namun upaya tersebut tidak berhasil. Ini terbukti dari masih beroperasinya Rumah Sakit di Gaza yang tidak mengenakan pembayaran kepada pasiennya alias gratis. Rumah sakit tersebut merupakan bantuan dari madyarakat Indonesia. Menurtnya, “Apa yang kalian infakkan Insyaa Allah akan sampai dan akan bernilai pahala yang besar di sisi Allah.”
Selain kajian, pada kesempatan tersebut Majelis Taklim bani Umar juga menyelenggarakan lomba sulam pita bergambar masjid Al Aqsa. Hasil karya pemenang lomba tersebut dilelang ke jamaah. Berdasarkan hasil lelang tersebut, didapatkan donasi sebesar Rp. 23.500.000. Sehingga infak yang terkumpul pada acara tersebut sebesar uang Rp62.100.850 , 100$ US , 15 real , dan 1 gelang emas.