Adara — Dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia, Adara Relief International menghelat webinar bertema “Genosida Palestina dan HAM yang Dirampas, Saatnya Kita Bertindak” pada Jum’at 13 Desember kemarin. Kegiatan ini turut menjadi rangkaian pre-event Palestine Festival yang akan diselenggarakan oleh Adara di Smesco Jakarta Selatan pada Januari mendatang.
Hari Hak Asasi Manusia dan Hilangnya HAM di Gaza

Direktur Utama Adara Relief International membuka pertemuan ini dengan kalimat, “Pada 10 Desember 1948 Universal Declaration of Human Rights (UDHR) dideklarasikan oleh PBB, dokumen ini merupakan tonggak sejarah HAM dunia, hari tersebut diperingati sebagai Hari Hak Asasi Manusia.”
Maryam melanjutkan, “76 tahun Hari HAM telah berlalu, namun ironisnya, tidak ada HAM yang tersisa di Gaza. Setidaknya terdapat 4 pelanggaran HAM yang dilakukan Israel hingga detik ini. Pertama, Genosida terhadap Penduduk Palestina. Kedua, Penyerangan terhadap Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan, juga lembaga pendidikan dan tempat ibadah. Ketiga, Pembungkaman jurnalis. Keempat, Penggunaan Bom Terlarang.”
“Hingga hari ini, Palestina telah terampas Hak Asasinya. Tidak hanya hari ini atau tahun lalu. Tetapi sejak 76 tahun lalu. Sebuah ironi, tahun kelahiran Hari HAM bertepatan dengan tahun bangsa Palestina kehilangan HAM-nya.” Tutupnya.
Laporan Amnesty International Mengenai Genosida di Gaza
Kegiatan ini menghadirkan Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia sebagai narasumber utama. Beliau turut menyertakan timnya Haeril Halim untuk membacakan laporan Amnesty International tahun ini mengenai Gaza.
“Amnesty International memiliki laporan kemanusiaan terbaru mengenai Gaza, laporannya sangat panjang jumlahnya sampai 300 halaman. Saya rasa ini adalah laporan Amnesty International paling panjang selama satu dekade terakhir, laporan kejahatan yang paling mencolok di abad ini.” Ucap Usman saat membuka pertemuan.
Usman menjelaskan, “Diantara tindakan tentara Israel di lapangan —yang didukung oleh retorika pejabat maupun militer Israel—tentara mereka berkata, ‘Pastikan jika mereka kembali mereka tidak memiliki tempat tinggal dan makanan.’ Hal ini jelas menggambarkan niat Israel untuk melakukan genosida di Gaza.“

Pada kesempatan ini Haeril turut memaparkan hasil penelitian Amnesty International, “yang terjadi di Gaza merupakan, 1) Pembunuhan etnis maupun kelompok agama. 2) Tindakan serius yang menghancurkan fisik dan psikis, dan 3) Sengaja menciptakan kondisi yang mengakibatkan kehancuran fisik dari warga Palestina tsb.”
“Mereka (Israel) melakukan ini melalui tiga pola, yaitu melalui penghancuran infrastruktur yang penting untuk keberlangsungan hidup. Worst displacement, pengusiran paksa yang tidak manusiawi. Ketiga, blokade bantuan kemanusiaan yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup.” Lanjut Haeril.
Apa yang bisa Indonesia lakukan?
Seluruh negara termasuk Indonesia perlu melakukan ratifikasi terhadap Konvensi Genosida. Negara-negara yang masih melakukan pengiriman senjata ke Israel saat ini harus tahu bahwa mereka melanggar kewajiban mereka untuk mencegah genosida dan berisiko menjadi kaki tangan genosida.
Kemudian apa lagi? Indonesia perlu melakukan pemblokiran, Indonesia juga perlu segera menunjuk utusan mahkamah keadilan internasional, dan yang paling utama adalah mendesak israel untuk menghentikan pendudukan ilegal di Palestina.
Baca juga Investigasi Amnesty International Temukan Bukti Kuat Israel Lakukan Genosida di Jalur Gaza
Palestine Festival dan Upaya Penghapusan Etnis Palestina oleh Israel
“Adara Relief International menghadirkan Palestine Festival dengan tujuan meningkatkan dan memperkuat dukungan masyarakat Indonesia untuk Palestina. Adara akan menghadirkan pameran kebudayaan Palestina, pertunjukan seni, dan lelang amal.” Ucap Rahma, ketua panitia Palestine Festival 2025.
Salah satu upaya penghapusan etnis Palestina oleh Israel adalah dengan menghapus ciri khas budaya Palestina. Karenanya Adara berkolaborasi dengan Dewan Kesenian Jakarta dalam melaksanakan Palestine Festival. Tak lupa, kegiatan ini juga bermaksud untuk meningkatkan dan memupuk kembali kepedulian masyarakat Indonesia terhadap genosida yang sampai hari ini masih berlangsung di Palestina dan Gaza pada khususnya.
Hadiri event Palestine Festival pada 12 Januari 2025 di Convention Hall – SMESCO INDONESIA, Jl. Gatot Subroto No.Kav. 94, Pancoran, Jakarta Selatan. Daftarkan dirimu sekarang juga melalui bit.ly/daftarpalfest.