Seorang anak di Gaza yang diidentifikasi sebagai Yazan al-Kafarna merupakan salah satu korban terbaru yang meninggal karena kelaparan dan kekurangan gizi di wilayah Gaza sejak dimulainya perang pada 7 Oktober.
Menurut pemberitaan media lokal, Kafarna meninggal di Rumah Sakit al-Najjar di Rafah pada Senin (5/3), sehingga jumlah total anak yang meninggal karena kekurangan gizi sejak Oktober menjadi 16 orang.
Gambar dan video yang dibagikan tentang Kafarna pada tanggal 2 Maret menunjukkan dia terbaring di ranjang rumah sakit dengan pipi cekung. Dalam salah satu video, sang ayah memperlihatkan foto putranya yang tampak sehat sebelum perang.
“Sebelum perang, dia dalam keadaan sehat, dia mendapat cukup makanan dan perawatan medis yang dia butuhkan. Ketika perang dimulai, semuanya terputus. Dia kemudian mengalami kekurangan gizi karena tidak memiliki makanan pokok,” katanya. Ia menambahkan bahwa foto anaknya yang tampak sehat diambil hanya sepekan sebelum perang dimulai.
Keluarga Kafarana mengungsi dari Beit Hanoun di Gaza ke Rafah di selatan. Anggota keluarganya mengatakan kepada Al Jazeera dalam sebuah wawancara bahwa Kafarna mencapai tahap bertahan hidup hanya dengan beberapa potong roti.
“Dia hidup dari sisa-sisa roti yang kami temukan dengan susah payah dan harganya sangat mahal. Jika kami tidak dapat menemukan makanan, kami akan memberinya gula supaya dia bisa tetap hidup. Alasan utama tubuhnya hanya tersisa tulang adalah karena kurangnya nutrisi,” kata salah satu anggota keluarga, Mohammed al-Kafarna.
Menurut Ayahnya, Kafarna membutuhkan makanan dan nutrisi khusus untuk membuatnya tetap hidup setelah kehilangan banyak berat badannya, namun keluarga tersebut tidak dapat memperoleh apa pun yang mereka butuhkan.
Yazan Kafarna menderita Cerebral Palsy sejak lahir, sehingga ia harus mengikuti diet khusus dan mengonsumsi suplemen. Namun, keluarganya mengatakan bahwa sejak awal perang, dia tidak memiliki akses terhadap kebutuhannya tersebut.
Pekan lalu, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan bahwa penjajahan Israel melancarkan perang baru terhadap penduduk Gaza yaitu perang kelaparan, seraya menambahkan bahwa jumlah orang yang meninggal karena kelaparan dan gizi buruk semakin meningkat, terutama anak-anak. Dia menjelaskan, sistem kesehatan di Gaza utara kini sama sekali tidak mampu memenuhi kebutuhan wilayah itu, terutama setelah rumah sakit Kamal Adwan direbut pasukan Israel.
Setidaknya 500.000 orang menghadapi kelaparan, sementara hampir seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang, mengalami kekurangan pangan akut, menurut angka dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.
Pada akhir Februari, setidaknya dua bayi meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di Gaza. Randa Ghazy, dari LSM Save the Children, mengatakan Gaza sedang menyaksikan “tingkat malnutrisi terburuk di seluruh dunia”.
“Wanita hamil tidak mendapatkan nutrisi dan layanan kesehatan yang mereka butuhkan, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit dan meningkatkan risiko kematian saat melahirkan,” katanya kepada Middle East Eye.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini