Oleh Prof. Muhsin Shalih
Adapun Otoritas Palestina di Ramallah, anggaran kementerian urusan Al-Quds di tahun 2016 mencapai 12 juta dolar setahun dari sekitar total 3,76 milyar dolar atau 0,3% saja. Itu juga yang menjadi penyebab mundurnya Abdul Qadir dari kementerian uruasn Al-Quds di musim panas 1009 setelah 40 hari ditunjuk. Pada gaji aparat keamanan Otoritas Palestina – anggaran 2016 – mencapai 867 juta dolar atau 42 persen.
Warga Al-Quds tidak menanti pimpinan PLO atau otoritas Palestina atau pimpinan Arab dan negara Islam dalam menghadapi penjajah Israel. Mereka hanya memberikan contoh dalam berjuang dengan sabar dan tegar. Mereka memegang bara panas di tangan dalam menjaga Al-Quds dan tempat suci dan menjaga identitasnya milik Arab dan Islam.
Warga Al-Quds di Kota Tua bisa saja menjual flat apartemennya yang hanya berukuran kurang dari 100 meter untuk menjadi milyuner karena diburu oleh puluhan warga Yahudi dengan harga tinggi. Namun mereka memilih bertahan meski harus terluka, diisolasi dan ditekan, dimiskinkan dan bahkan tidak bisa merenovasi rumahnya dan bangunannya.
Warga Arab Palestina di Kota Tua Al-Quds yang ada di sekeliling Al-Aqsha masih lebih dari 85% dibanding warga Yahudi alias mayoritas. Sementara total di wilayah Al-Quds timur dan barat, meski Israel berusaha mengurangi jumlah mereka selama beberapa tahun hingga di bawa 22%, namun warga Al-Quds berhasil menaikan prosentasi mereka menjadi lebih dari 35% dari total warga Al-Quds setelah sebelumnya hanya 26% pasca penjajahan Israel terhadap Al-Quds tahun 1967.
Pemuda dan warga Al-Quds menjadi jantung Intifadhah antara tahun 1987-1993 dan di jantung Intifadhah Al-Aqsha antara 2000-2005 dan kemudian terus melecutkan Intifadhah Al-Quds saat ini dan terus meningkat selama dua tahun terakhir.
Tentu warga Palestina 1948, Tepi Barat, Jalur Gaza, aktivis pro Palestina dari kalangan bangsa Arab dan umat Islam serta pro Palestina lainnya dari dunia internasional memiliki sumbangsih.
Warga Al-Quds dan saudara-saudara mereka berhasil menggagalkan yahudisasi yang berusaha membagi Al-Aqsha menjadi dua; waktu dan tempat yang mulai diterapkan di awal musim panas 2015. Nyawa dan darah mereka berikan.
Bahkan situasi di negara-negara Arab dan Islam yang sibuk sendiri tidak berpihak kepada mereka atau memberikan pengungkit bagi mereka dalam menghadapi proyek yahudisasi. Seakan Intifadah menjadi “yatim” tanpa ada yang membelanya. Karena itu Israel kembali lagi berulah.
Anehnya, dalam semua operasi serangan perlawanan, pelakunya selalu dikritik. Fatah bahkan misalnya dalam serangannya di tahun 1965 dituding oleh rezim-rezim Arab sebagai operasi intelijen dan menjadi agen (entah agen siapa) dan berusaha menggiring rezim-rezim Arab untuk masuk dalam pertempuran yang mereka tidak siap menghadapinya. Ketika Hamas juga melanjutkannya dengan aksi serangan setelah Otoritas Palestina dibentuk di tahun 1994, pimpinan Fatah dan PLO serta Otoritas Palestina giliran yang mengkritik berusaha menggagalkan proyek nasional dan mendirikan negara Palestina.
Tapi itulah kenyataannya, pejuang perlawanan selalu tidak memiliki pilihan “tempat dan timing”. Selama penjajah masih ada maka perlawanan akan tetap menjadi kewajiban legal. Negara-negara atau rezim besar tentu memiliki pertimbangan berbeda namun mereka juga tidak bisa mengharuskan para pemuda untuk melakukan inisiatif pribadi dengan pertimbangan tertentu pula.
Mereka lisanya tajam terhadap pejuang lebih baik diam sebab para pejuang itu sudah mempersembahkan nyawa dan darah mereka. Tak ada hal paling ringan melebihi kasihan dan memberikan bela sungkawa kepada keluarganya. Mereka adalah pejuang dan kemuliaan yang masih tersisa di tubuh umat ini. Mereka menjadi ujung tombak dalam menjaga harta dan tempat suci di Palestina.
Ketegaran warga Al-Quds akan berhasil menggagalkan setiap rencana dan usaha Israel di masjid Al-Aqsha dan proyek yahudisasinya.
Bagi rezim Arab dan Islam harus sadar bahwa Israel sudah keterlaluan. Ibarat dalam permisalan Arab, yahudi ibarat membeli barang 1 kilo namun selalu minta tambah dan kelebihan timbangan. Bahaya sudah mengancam Al-Aqsha dan Al-Quds semakin hari semakin besar. Setiap orang harus mengenban tanggungjawabnya. (at/pip)
Sumber : www.InfoPalestina.com