Pada 11–13 Februari 2023, Direktur Utama Adara Relief International, Sri Vira Chandra, S. S., M. A. bersama dengan perwakilan Adara Relief, turut serta dalam International Conference on Palestine Kuala Lumpur (ICPKL). Konferensi Internasional ini dihadiri oleh 19 negara lain serta berbagai narasumber internasional dan aktivis kemanusiaan. Diadakan di Royale Chulan Seremban, Kuala Lumpur, konferensi ini mengambil tema “The Caged Eye – Journey to Freedom”, sebuah solidaritas untuk para tawanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Miko Peled, salah seorang narasumber, merupakan seorang aktivis kemanusiaan, pembicara, dan penulis Yahudi berkebangsaan Israel-Amerika. Ia lahir di Al-Quds (Yerusalem) pada 1961 dari keluarga Israel terkemuka. Kakeknya berkontribusi dalam penandatangan Deklarasi Kemerdekaan Israel, dan ayahnya, Matti Peled, adalah seorang Jenderal Israel. Matti Peled merupakan jenderal yang memainkan peran kunci dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967. Dengan latar belakang keluarga seperti itu, Miko Peled dibesarkan dengan ideologi Zionis yang kuat, yang memandang Palestina sebagai musuh. Ia bahkan pernah tergabung menjadi tentara Israel saat ia masih muda.
Namun, pandangannya mulai berubah setelah kematian keponakannya dalam serangan bom bunuh diri di Al-Quds. Ia mulai mempertanyakan narasi Israel dan mulai terlibat dengan warga Palestina. Pada akhirnya, hal tersebut membawanya untuk menjadi advokat perdamaian untuk Palestina dan menyerukan Israel agar menarik diri dari wilayah yang telah ditempati. Ia juga aktif mendukung gerakan Boycott, Divestment and Sanctions (BDS), yang berupaya memberikan tekanan ekonomi pada Israel untuk mengakhiri pendudukannya atas wilayah Palestina dan untuk menghormati hak-hak warga Palestina.
Miko Peled juga seorang penulis buku. Dalam memoarnya yang berjudul The General’s Son: Journey of an Israeli in Palestine, ia menceritakan kehidupannya sebagai anggota keluarga Zionis hingga menjadi berakhir sebagai pengkritik kebijakan Israel terhadap Palestina. Dalam memoar tersebut, ia mengeksplorasi sejarah pendudukan Israel atas Palestina dan strategi atau kebijakan yang dimainkan Israel, termasuk perluasan permukiman ilegal Israel di wilayah Palestina. Ia juga turut membahas tantangan yang dihadapi oleh mereka yang mengadvokasi perdamaian dan keadilan di wilayah tersebut. Secara keseluruhan, buku tersebut merupakan kisah perjalanan hidup dirinya yang dahulu merupakan seseorang dengan kedudukan penting dan mempunyai pengaruh di Israel sampai berubah menjadi seseorang yang mempunyai komitmen terhadap keadilan dan kesetaraan untuk semua manusia.
Pada kesempatan kali ini, Direktur Utama Adara, Sri Vira Chandra berkesempatan untuk melakukan wawancara bersama Miko Peled terkait dengan perbedaan antara Zionisme dan Yahudi yang sering disalahartikan oleh masyarakat luas, peran para perempuan Palestina, dan bagaimana kita harus memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Seringkali ketika kami membahas tentang zionisme, terdapat kesalahpahaman bahwa kami juga menentang Yahudi. Menurut Anda apa perbedaan antara zionisme dengan Yahudi ?
Pada dasarnya kedua hal tersebut memang sering membuat orang-orang bingung. Jadi, Yahudi merupakan sebuah kepercayaan atau agama. Anda dapat menjadi seorang Yahudi di mana pun Anda tinggal, entah menjadi Yahudi di Mesir, di Rusia, atau di mana saja.
Sementara zionisme merupakan sebuah gerakan yang di dalamnya terdiri atas orang-orang Yahudi yang memang tidak religius. Bagi Zionis, Yahudi merupakan identitas nasional, bukan sebuah agama. Zionis menjadikan Yudaisme sebagai kebangsaan mereka dan Alkitab Perjanjian Lama sebagai sejarah mereka–bukan sebagai kitab suci. Konsep beragama benar-benar tidak masuk akal untuk mereka. Ketika suatu bangsa ingin mempunyai konsep bernegara, pasti negara tersebut membutuhkan sejarah di dalamnya. Kisah-kisah yang termuat dalam Perjanjian Lama itulah yang mereka representasikan sebagai sejarah pembentukan negara mereka. Mereka kemudian memilih Palestina sebagai wadah mereka. Mengapa harus Palestina? karena hal tersebut terkandung dalam Perjanjian Lama yang mereka anggap sebagai bagian dari teks sejarah mereka. Di sini mereka menggabungkan Yahudi dan paham sekuler menjadi satu, sementara kedua hal tersebut benar-benar bertentangan.
Tentu saja Yahudi menentang konsep zionisme ini. Menurut Yahudi, zionisme hanya akan membawa keburukan kepada orang banyak. Jauh sebelum zionisme terbentuk, para pendahulu, para Rabi, dan para pemimpin penting Yahudi, sudah memperingatkan tentang bahaya zionisme. Mereka menulis pada tahun 1900 untuk memperingatkan orang Yahudi tentang bahaya zionisme, sebab akan membawa kerusakan di Tanah yang Diberkahi (Holyland). Setidaknya ada tiga hal yang disebabkan oleh zionisme: pertama, zionisme akan membawa kerusakan di Tanah yang Diberkahi; kedua, zionisme akan merusak hubungan baik antara Yahudi dan agama lain; dan ketiga, orang-orang di negara lain akan meragukan kesetiaan Yahudi. Tiga hal tersebut telah lama dituliskan dan kini terwujud.
Zionis sendiri menyadari bahwa Yahudi menentang mereka, dan hal yang paling mereka takuti ialah ketika orang-orang menyadari bahwa gerakan dan ideologi yang mereka anut mendapat banyak kecaman. Oleh sebab itu, jika kita mengetahui apa yang dipikirkan oleh Zionis kepada orang-orang Yahudi, maka hal tersebut benar-benar sangat mengerikan. Untuk mempertahankan kelompoknya, Zionis menggiring opini kepada publik, “Jika Anda menentang dan membenci Zionis, itu artinya Anda merupakan seorang antisemit”. Sekarang kasusnya seperti ini, banyak orang-orang Yahudi yang juga anti-Zionis, bahkan orang yang paling religius sekalipun. Banyak dari orang Yahudi yang tidak peduli dengan zionisme, tetapi di sisi lain juga banyak orang yang mendukung gerakan ini. Ada pula kelompok Nasrani yang juga menganut zionisme. Jadi, anggapan bahwa anti-Zionis sama dengan antisemit sama sekali tidak masuk akal.
Adapun yang perlu kita ketahui sekarang, zionisme adalah ideologi yang rasis. Jadi ketika Anda anti-Zionis, hal itu berarti anda juga sedang memerangi rasisme. Sementara itu, Yahudi adalah sebuah agama dan agama ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan kewarganegaraan. Menurut saya sangat penting untuk dapat mengerti perbedaan di antara keduanya.
Apakah Anda pikir ada orang-orang Yahudi yang Israel gunakan sebagai tameng ? Sebagai contoh, banyak para pemukim Israel yang menyerang Al-Aqsa, dan orang-orang berpikir mereka yang menyerang Al-Aqsa itu adalah orang Yahudi bukan Zionis.
Mereka yang menyerang Al-Aqsa itu adalah Zionis dan mereka juga orang Yahudi. Dalam konteks ini, ada Yahudi yang memang seorang kriminal. Mereka membunuh dan rasis. Mereka mencampur agama Yahudi dengan konsep bernegara dengan sangat buruk. Yahudi ini memilih untuk menjadi sekuler, dan ini baru terjadi setelah tahun 1967, ketika ideologi ini berubah menjadi sebuah komunitas. Namun, di sisi lain ada juga Yahudi Ortodoks yang tidak memilih jalan zionisme. Pada dasarnya, baik Zionis dan Yahudi ini terlihat sama dari luar. Namun, sebenarnya mereka berbeda dan saya bisa membedakan mana Zionis dan mana yang bukan karena saya berasal dari sana.
Saya akan memberikan contoh yang sangat menyedihkan. Suatu ketika terjadi serangan terhadap anak laki-laki Yahudi Ortodoks yang berusia 20 tahun. Ia terbunuh oleh mobil remaja Palestina. Saya yakin dia anti-Zionis dan menolak untuk menjadi tentara. Saya yakin dia menolak hal tersebut karena memang komunitasnya melarang hal itu. Namun, dia dibunuh oleh remaja Palestina. Kenyataan ini sungguh mengerikan.
Tetapi mungkin pemuda Palestina ini membunuh karena ia tidak tahu bahwa dia adalah Yahudi Ortodoks?
Itulah masalah terbesarnya. Ketika saya ingin membunuh orang lain, saya harus tahu alasan saya melakukan hal itu. Hal yang sama juga terjadi ketika para pemukim Israel ini membunuh anak Palestina yang berusia 6 tahun dan begitu seterusnya. Jadi, Zionis mengaku bahwa mereka adalah Yahudi yang religius, tetapi saya tidak yakin dengan hal itu. Saya pikir ketika seorang Yahudi rasis, penuh kebencian, dan melakukan kekerasan, maka ia tidak akan bisa menjadi bagian dari komunitas Yahudi di Palestina, di New York, di Eropa, dan di mana pun dia berada karena mereka sangat menentang kekerasan.
Komunitas Yahudi Ortodoks ini ada di Al-Quds dan juga ada di Palestina. Israel memaksa komunitas ini untuk bergabung menjadi tentara, tetapi mereka menolak. Mereka dipukuli, mereka masuk penjara, mereka sangat menderita. Mereka melakukan hal tersebut karena mereka dilarang untuk membawa senjata. Ajaran Yudaisme mengajarkan mereka untuk tidak membunuh siapa pun.
Saya pernah ke Al-Aqsa bersama para Zionis-Yahudi. Meskipun begitu, mereka tidak tahu saya siapa. Mereka beribadah, mereka melakukan apa pun di sana. Mereka ingin membangun kuil di sana. Mereka tidak ingin melihat Al-Aqsa di sana. Tetapi hal ini sangat membingungkan karena mereka terlihat sama. Bagaimana kita dapat membedakan mereka? bagaimana kita tahu mana yang Zionis mana yang Yahudi? Untuk itu kita harus menginvestigasinya, kita harus meneliti, dan mengamati. Hal tersebut memerlukan waktu yang lama dan ya, kita harus berusaha untuk hal itu.
Saya ingin mengonfirmasi Apakah Yahudi dan Nasrani juga turut menjadi korban dalam peristiwa Nakba?
Yahudi tidak menjadi korban, tetapi Nasrani menjadi korban karena Zionis tidak peduli selama mereka warga Palestina. Muslim dan Nasrani menurut mereka sama saja.
Dalam pandangan Anda, apa yang menjadi tantangan utama bagi orang Palestina saat ini?
Saya ingin teman-teman saya dalam keadaan baik, memastikan agar anak-anak mereka tidak menjadi yatim piatu. Namun terkadang, anak-anak mereka masuk penjara dan menderita di sana. Sementara orang dewasa lainnya, mereka menjadi aktivis dan mereka juga dipenjara. Hal-hal tersebut, seperti menangkap dan menembak orang-orang Palestina bukanlah suatu yang sulit bagi Israel. Hal yang harus diwaspadai selanjutnya ialah, mereka gemar memutarbalikkan fakta. Mereka menuduh orang-orang Palestina sebagai teroris yang harus dibunuh. Para tentara dianggap melakukan hal baik ketika membunuh para teroris dengan alasan mereka melindungi keselamatan mereka. Diskusi-diskusi yang seperti ini yang harus kita waspadai karena sangat berbahaya. Jadi, yang menjadi perhatian terbesar saya sekarang ialah keselamatan orang-orang Palestina.
Apakah Anda pernah berkunjung ke Gaza sebelumnya? Jika ya, apa yang menjadi perhatian Anda untuk Gaza dan Tepi Barat?
Ya, saya pernah ke sana ratusan kali. Ketika saya berumur 13 tahun, saya mempunyai teman dan ia mengajak saya untuk mengunjungi Gaza. Saya menyetujui ajakannya dan saya pergi ke sana melalui terowongan bawah tanah. Waktu itu ada banyak terowongan bawah tanah, tetapi sekarang aksesnya sudah ditutup oleh pemerintah Mesir. Di terowongan itu terdapat pencahayaan, tetapi saya hanya dapat berdiri dan berjalan di sana. Di dalam terowongan, orang-orang mengobrol, bertemu, dan melakukan banyak hal.
Namun, tentu saja, Gaza menjadi perhatian yang serius. Mereka mengebom Gaza dan membunuh 500 orang, dan dari beberapa serangan terakhir mereka menulis bahwa mereka bangga karena mereka berhasil membunuh 500 orang dalam waktu lima menit. Gaza benar-benar sangat mengerikan. Mereka terus dan akan selalu menyerang Gaza dan kita tidak bisa mencegah hal tersebut.
Waktu itu terdapat serangan di Gaza dan saya sedang berada di Al-Quds. Saya bisa ke Gaza menggunakan mobil dalam waktu satu jam tetapi pada saat itu akses ke Gaza ditutup. Akhirnya, saya hanya bisa berbicara dengan teman saya melalui WhatsApp. Mereka menceritakan tentang serangan bom yang terjadi dan saya tidak bisa berbuat apa-apa. Terdapat banyak anak-anak dan perempuan di sana dan mereka tidak bisa ke mana-mana. Di sana saya hanya bisa menulis dan mengabarkan kepada orang-orang tentang apa yang terjadi melalui media sosial.
Apa yang terjadi di Gaza benar-benar mengerikan tetapi kita selalu memprotes hal tersebut setelah terjadi dan memakan korban. Selalu seperti itu. Setelah serangan bom tersebut, di akhir Agustus terdapat protes besar, tetapi kita terlambat. Mereka yang menjadi korban telah tiada.
Kita seharusnya ada di sana dan mencegah kejadian semacam itu terjadi, tapi kita tidak tahu bagaimana caranya. Orang-orang mempunyai cara yang berbeda-beda dalam melakukan hal tersebut, tetapi tidak ada tindakan nyata untuk mencegah serangan selanjutnya, tidak ada tindakan nyata untuk melawan apartheid. Ada berbagai komunitas di Indonesia, di Malaysia, atau di Eropa, tetapi tidak ada tindakan nyata yang benar-benar mempunyai kekuatan. Hal tersebut sangat disayangkan karena serangan demi serangan tersebut tidak akan pernah berakhir.
Jadi apa yang bisa kita lakukan? bagaimana caranya kita menghentikan mereka? Anda tahu hal tersebut sangat tidak mengenakkan. Saya dan Anda mempunyai banyak teman di sana, kita harus melakukan sesuatu yang lebih, kita harus berpikir lebih jauh, karena mereka (Zionis) benar-benar sangat kuat. Mereka mempunyai banyak dukungan, mereka tersebar di seluruh dunia, mereka tahu bagaimana cara mempengaruhi orang.
Lalu, bagaimana kita menghukum Israel ?
Menghukum Israel sepertinya hanya akan memberikan dampak sangat kecil. Daripada memikirkan itu lebih baik kita mencari jalan untuk melindungi dan membawa perubahan. Saya pikir ketika Palestina merdeka, Israel akan diadili dan masuk ke penjara. Menurut saya itulah yang kita butuhkan sekarang. Kita butuh Palestina untuk merdeka tetapi kita belum bisa melakukan apa-apa, bahkan negara-negara Arab pun belum sampai ke sana.
Banyak yang mengatakan kepada saya, Anda melakukan banyak hal untuk Palestina seperti mengumpulkan donasi dan mengedukasi orang-orang. Tetapi mengapa tidak langsung saja memasukkan Israel ke penjara?
Anda tidak akan bisa melakukan hal itu. Israel itu sebuah negara dengan banyak pengaruh, dengan banyak kedutaan, dengan koneksi yang bagus, dengan dukungan terutama dari Amerika Serikat dan pasarnya. Mereka melakukan apa yang harus mereka lakukan. Mereka harus hidup seperti mafia ketika mereka ingin bertahan hidup. Anda tahu mafia itu seperti apa? Mafia itu akan selalu membutuhkan pengawalan di mana pun mereka berada. mereka mempunyai pengawal yang tidak bisa diganggu gugat dalam melindungi mereka. Mereka mempunyai senjata karena mereka tahu sangat berbahaya menjadi seorang kriminal.
Oleh karenanya mereka tahu bahwa mereka harus mempunyai perlindungan di seluruh dunia. Bahkan perlindungan dibalik wacana “antisemit” itu adalah bagian dari perlindungan mereka. Contohnya, ketika orang-orang di Amerika mengatakan “Zionisme itu adalah bentuk dari rasisme”, mereka akan mendapatkan banyak masalah karena hal tersebut. Jadi, menurut saya, inilah saatnya orang-orang harus sadar dan bekerja sama untuk menyuarakan hal yang nyata untuk kemerdekaan Palestina.
Bagaimana menurut Anda peran para perempuan di Gaza, Tepi Barat, dan di Al Quds terhadap perjuangan memerdekakan Palestina?
Perempuan di sana adalah pahlawan. Para ibu adalah pahlawan. Para laki-laki mengantar anak mereka ke sekolah setiap pagi. Anak-anak mencuci pakaian mereka sendiri dan mereka selalu terlihat rapi setiap harinya. Mereka selalu berangkat ke sekolah tetapi mereka tidak pernah tahu akankah mereka berhasil kembali pulang ke rumahnya atau tidak? Apakah rumah mereka masih utuh atau sudah hancur?
Para ibu di Palestina sangat pemberani dan mereka membayar mahal untuk keberanian mereka. Perempuan di sana sangatlah berbeda. Mereka sangat kuat, pemberani, heroik, sekaligus sangat lucu karena memiliki selera humor yang bagus.
Kami harap kami dapat membagikan hasil dari wawancara hari ini tentang bagaimana pentingnya pekerjaan kita untuk terus mendukung Palestina.
Ya, betul. Orang-orang harus tahu hal itu, bahkan masih banyak negara-negara Arab yang belum mengetahui isu tentang Palestina.
Referensi
- Adara Relief International. 2023. “Adara Relief Berpartisipasi dalam Konferensi Internasional untuk Palestina di Malaysia”. https://adararelief.com/adara-hadir-di-konferensi-internasional-untuk-palestina/. Diakses pada 28 Februari 2023, 10:33.
- Miko Peled.com. 2023. “About”. https://mikopeled.com/. Diakses pada 2 Maret 2023, 19:12.
- Peled, Miko. 2016. The General’s Son: Journey of an Israeli in Palestine. Washington DC: Just World Book Publisher.
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini