Warga Palestina di Jalur Gaza kini menghadapi bahaya besar akibat kelangkaan pangan di tengah perang dahsyat yang dilancarkan Israel sejak 7 Oktober, lapor Anadolu Agency.
“Keluarga Palestina makan setengah porsi makanan setiap dua hari, sementara penduduk di Jalur Gaza utara bahkan tidak dapat menemukan makanan karena genosida yang telah dilancarkan Israel selama berbulan-bulan,” kata Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza, Ismail Al-Thawabta, kepada Anadolu, Ahad (11/2).
“Penjajah (Israel) mencegah truk-truk bantuan kemanusiaan mencapai kegubernuran Jalur Gaza utara,” kata Thawabta, seraya menambahkan bahwa “situasi kemanusiaan di Jalur Gaza utara telah lama menghadapi bencana.”
Pejabat itu mengatakan bahwa “penjajah bertanggung jawab atas blokade Jalur Gaza dan mencegah datangnya bantuan. Thawabta juga menyerukan untuk “menghentikan serangan penjajah terhadap warga sipil, mengakhiri perang, dan menekan Israel untuk membuka blokade di Jalur Gaza.”
Israel telah mengabaikan putusan sela Mahkamah Internasional dengan melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, menyebabkan setidaknya 28.176 warga Palestina terbunuh, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu, 67.784 lainnya dilaporkan luka-luka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Palestina.
PBB mengatakan bahwa serangan Israel telah menyebabkan 85% populasi Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur daerah kantong tersebut rusak atau hancur.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini