Selama lebih dari 20 hari, penembak jitu dan tank-tank Israel telah mengepung Rumah Sakit Nasser dan Al-Amal di Khan Younis, kota terbesar kedua di Jalur Gaza. Beberapa video yang beredar menunjukkan warga Palestina ditembak ketika mencoba masuk dan keluar dari kompleks medis RS Nasser atau Al-Amal.
Pada Ahad (12/2) pagi, seorang penembak jitu Israel menembak dan membunuh seorang pria Palestina, hanya beberapa meter dari gerbang utama RS Nasser. Dengan hati-hati dan di bawah rasa takut tertembak, petugas medis Palestina mengangkat tubuh korban ke rumah sakit di tengah duka dan tangisan sanak saudaranya. Rumah Sakit Nasser adalah fasilitas medis terbesar di Gaza selatan, yang saat ini menampung sedikitnya 300 tenaga medis, 450 pasien yang terluka, dan sekitar 10.000 warga Palestina yang mengungsi.
Kemudian, seorang perempuan dokter Palestina menantang peluru penembak jitu Israel dan bergegas menyelamatkan seorang pemuda yang berdarah di luar RS Nasser. Ia diidentifikasi sebagai Dokter Amira Al-Assouli, seorang konsultan ginekologi dan kebidanan dari Khan Younis, yang baru saja pensiun dari Rumah Sakit Nasser namun kembali menjadi sukarelawan dan membantu rekan-rekannya setelah agresi Israel ke Gaza pada bulan Oktober.
Assouli berbicara kepada kantor berita WAFA tentang momen yang menjadi viral di media sosial saat ia berlari untuk menolong seorang pria yang terluka pada Jumat. “Tuhan menghilangkan rasa takut dari hati saya. Saya merasa ada seseorang yang membutuhkan pertolongan. Saya tidak memikirkan diri saya sendiri, saya hanya berpikir untuk menyelamatkan orang lain,” katanya.
Di sisi lain, jenazah Hind Rajab, anak perempuan Palestina berusia 6 tahun, yang kisahnya mengguncang dunia ketika meminta pertolongan dipublikasikan secara online, telah ditemukan setelah 12 hari dinyatakan hilang di Kota Gaza. Kisah Hind menjadi viral setelah Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) memublikasikan rekaman panggilan putus asa anak berusia 6 tahun itu kepada layanan darurat untuk menyelamatkannya setelah mobil keluarganya ditembaki oleh pasukan Israel di Gaza utara.
Menurut PRCS, panggilan tersebut terjadi pada 29 Januari, setelah mobil yang ditumpangi Hind dan keluarga besarnya diserang oleh tank-tank dan pasukan darat Israel yang sedang bergerak maju. Sebelum panggilan telepon selama lebih dari 3 jam dengan Hind, PRCS menerima telepon dari sepupu Hind yang berusia 15 tahun, Layan, yang mengatakan bahwa mobil mereka diserang oleh tank-tank Israel. Panggilan telepon dengan Layan terputus dengan teriakannya setelah tembakan keras terdengar.
Tim PRCS dan petugas operator mengatakan bahwa mereka harus menunggu lebih dari tiga jam sebelum kru mereka diberi izin untuk mendekati tempat kejadian dan berusaha menyelamatkan Hind. Namun ketika ambulans tiba, ambulans tersebut langsung diserang. “Paramedis mengatakan bahwa pasukan Israel menembaki mereka dengan sinar laser. Lalu kami mendengar suara tembakan sebelum kami kehilangan koneksi. Itu seperti suara tembakan atau ledakan, kami tidak yakin apa yang terjadi,” kata juru bicara PRCS, Nebal Farsakh.
Selama 12 hari setelah kejadian itu, PRCS dan ibu Hind mengeluarkan permohonan setiap hari di media sosial, memohon informasi tentang kondisi Hind dan dua petugas medis yang pergi untuk menyelamatkannya. Pada Sabtu (10/2), setelah tentara mundur dari daerah tersebut, diketahui bahwa semua orang yang berada di dalam mobil, yang berjumlah tujuh orang termasuk Hind, ditemukan terbunuh.
Rekaman video dari lokasi kejadian menunjukkan mobil yang rusak parah, yang ditumpangi oleh keluarga itu, penuh dengan lubang peluru. PRCS juga melaporkan bahwa dua petugas medis, Yusuf Zeino dan Ahmed Al-Madhoun,telah terbunuh. PRCS kemudian merilis foto dan video ambulans yang ditumpangi oleh kedua petugas medis tersebut, dalam kondisi hancur dan terbakar. Meskipun masih belum jelas senjata apa yang digunakan oleh pasukan Israel untuk menyerang ambulans tersebut, ambulans itu tampaknya telah dibom, kemungkinan terkena tembakan artileri berat atau jenis bahan peledak atau alat peledak lainnya.
Hingga hari ini pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 112 warga Palestina dan melukai 173 lainnya dalam 24 jam terakhir dalam 14 “pembantaian”, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Hal ini menjadikan jumlah syuhada Palestina dalam empat bulan terakhir menjadi lebih dari 28.176 orang, dengan lebih dari 67.784 orang terluka dan 7.000 orang hilang, yang diyakini telah terbunuh dan terkubur di bawah reruntuhan. Lebih dari 70 persen korban adalah anak-anak dan perempuan, menurut pejabat kesehatan.
Sumber:
https://mondoweiss.ne
https://mondoweiss.net
https://www.middleeasteye.net
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini