• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Senin, Februari 6, 2023
  • Login
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gabung Relawan
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gabung Relawan
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Artikel

Tahun Baru dan Cerita Lama, Nasib Bangsa Palestina di bawah Kekuasaan Pemerintah Sayap Kanan Israel

by Adara Relief International
Januari 23, 2023
in Artikel, Sorotan
Reading Time: 5 mins read
0 0
0
Tahun Baru dan Cerita Lama, Nasib Bangsa Palestina di bawah Kekuasaan Pemerintah Sayap Kanan Israel

Suporter partai sayap kanan dalam kampanye pemilu November 2022 (Sumber Gambar: BBC)

60
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

PBB mengungkapkan bahwa 2022 merupakan tahun yang paling mematikan bagi rakyat Palestina karena tingginya tingkat pembunuhan warga Palestina oleh Israel. Kondisi ini tampaknya akan terus berlanjut. Tidak hanya pada tahun 2023 kini, tetapi tahun-tahun berikutnya pun berpotensi menjadi tahun paling mematikan bagi Palestina. Pergantian tahun rupanya tetap menuliskan kisah lama tentang penindasan yang dialami bangsa Palestina, dengan mencatat setidaknya 17 warga Palestina tewas dibunuh oleh Israel, sejak awal tahun hingga pekan ketiga Januari 2023. Hal ini tidak lepas dari kembali berkuasanya Netanyahu yang didukung oleh koalisi sayap kanan.

Baca Juga

Palestina dalam Gambar, Januari 2023

Bahaya, Stunting Berdampak pada Kemunduran Bangsa!

Terpilihnya Netanyahu untuk keenam kalinya menjadi perdana Menteri Israel di penghujung tahun 2022 menjadi indikasi penting soal ini. Keterpilihannya tidak akan memberikan banyak perubahan bagi Palestina, kecuali memperburuk kondisi Palestina. Salah satu indikasi kuatnya adalah terbentuknya koalisi pemerintahan sayap paling kanan sepanjang sejarah politik Israel, yang banyak berasal dari partai-partai aliran kanan yang memiliki kebijakan kontroversial terhadap Palestina.

Agenda Politik Sayap Kanan

Netanyahu bersama Menteri Kesehatan dan Dalam Negeri Aryeh Deri (Sumber: Reuters)

Salah satu agenda politik dari sayap kanan adalah eksekusi perluasan pemukiman ilegal di seluruh wilayah “Israel”, yakni Galilee (Al-Jalil), Negev (Naqab), Dataran Tinggi Golan, dan Tepi Barat. Hal ini bukan lagi sekadar wacana, sebab sejak pembukaan tahun 2023 militer Israel secara intensif menghancurkan rumah-rumah penduduk Palestina yang menjadi sasaran berdirinya permukiman ilegal Israel, meskipun kejahatan ini telah mendapatkan kecaman dari dunia internasional, termasuk dari Amerika Serikat yang merupakan sekutu utama Israel.

Komposisi pemerintahan Netanyahu, yang merupakan gabungan dari partai ultra-ortodoks, faksi religius ultranasionalis kanan jauh, dan partai Likud, menjadi koalisi sayap kanan garis keras sepanjang sejarah. Menteri-menteri yang diangkat oleh Netanyahu pun merupakan orang-orang yang kontroversial dan sangat anti-Palestina.

Menteri Keuangan terpilih Bezalel Smotrich menyatakan bahwa status Tepi Barat tidak akan mengalami perubahan hukum dan politik, sehingga akan aneksasi terhadap wilayah ini akan terus berlangsung. Ditambah dengan kewenangannya juga sebagai menteri pertahanan yang ikut mengawasi pemukiman ilegal di Tepi Barat yang akan diperluas, maka upaya perluasan permukiman ilegal akan dengan mudah dapat terlaksana. Ia juga merupakan oposisi terhadap penduduk Palestina yang memiliki kewarganegaraan Israel.

Itamar Ben-Gvir, yang mengetuai Partai Kekuatan Yahudi dan terkenal atas tindakan rasisnya terhadap penduduk Palestina, ditunjuk menjadi Menteri Keamanan Nasional. Tidak hanya menentang berdirinya negara Palestina, ia juga seringkali melakukan pelecehan terhadap Al-Aqsa dengan melakukan ritual ibadah Yahudi di Masjid Al-Aqsa. Baru-baru ini, kelompok organisasi ekstrem Yahudi memintanya agar mengeluarkan aturan yang memperbolehkan mereka untuk melakukan penyembelihan di dalam Masjid Al-Aqsa saat Hari Raya Paskah Yahudi (Pesach) yang bertepatan dengan bulan Ramadan. Ia juga yang menyerukan agar polisi Israel mendapatkan kelonggaran mengenai ketentuan kapan pasukan Israel dapat melepaskan tembakan saat menghadapi ancaman.

Sementara itu, Menteri Kesehatan dan Dalam Negeri, Aryeh Deri, merupakan seorang Rabi ultra-ortodoks. Keterpilihannya cukup dipertanyakan, mengingat pengakuannya atas penipuan pajak yang telah dilakukannya, dan ia tidak mendapatkan hukuman penjara.

Beberapa agenda utama yang ditetapkan oleh pemerintahan Yahudi sayap kanan adalah pembentukan kerangka kerja untuk mengokupasi Tepi Barat ke Israel, meski hal itu bertentangan dengan Perjanjian Oslo. Koalisi ini juga ingin mengurangi kekuatan peradilan Israel, yang berkonsekuensi terhadap bertambah minimnya perlindungan bagi penduduk Palestina.

Mereka juga berencana untuk melakukan perluasan permukiman ilegal Yahudi di kedua sisi Garis Hijau (Green Line), yakni garis demarkasi yang disepakati antara Israel dengan Mesir, Yordania, Lebanon, dan Suriah dalam sebuah Perjanjian Gencatan Senjata pada 1949. Garis tersebut menjadi penanda perbatasan tidak hanya antara Israel dengan negara-negara tersebut, tetapi juga antara wilayah “Israel” (Palestina yang Terjajah) dengan Palestina.

Tidak hanya itu, koalisi pemerintahan Yahudi sayap kanan juga ingin mencabut UU yang melarang diskriminasi berdasarkan keyakinan agama. Agenda ini memiliki implikasi serius terhadap kemanusiaan, karena berdasarkan aturan ini, seorang dokter misalnya dapat menolak untuk melakukan perawatan medis terhadap orang Palestina, hanya karena dianggap bertentangan dengan ajaran agama yang mereka anut.

Sanksi Terhadap Palestina

Selain agenda-agenda diskriminasi tersebut, Netanyahu juga menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap Palestina. Ini diakibatkan karena adanya dorongan dari Otoritas Palestina (PA) kepada PBB untuk mengeluarkan resolusi pada 31 Desember 2022. Resolusi ini meminta ICJ (International Court of Justice) untuk mengeluarkan opini terhadap konsekuensi-konsekuensi hukum mengenai penjajahan yang berkepanjangan terhadap wilayah Palestina.

Res0lusi ini juga menyebutkan bahwa Israel harus bertanggung jawab terhadap kejahatan yang terjadi di Palestina, termasuk di antaranya adalah penjajahan, permukiman ilegal, aneksasi, UU yang mendiskriminasi penduduk Palestina, serta aturan yang ditujukan untuk mengubah komposisi penduduk, termasuk status Kota Al-Quds (Jerusalem).

Adapun sanksi-sanksi tersebut adalah, pertama, penundaan pemberian dana pajak penduduk Palestina sejumlah 150 juta dolar AS, yang menjadi pemasukan utama PA. Kedua, Israel akan mengurangi penerimaan pajak tersebut hingga 40 juta dollar AS untuk diberikan kepada keluarga Israel yang keluarganya dibunuh oleh penduduk Palestina.

Ketiga, Israel tidak akan menerbitkan izin membangun kepada penduduk Palestina di Tepi Barat Area C. Meskipun tanpa sanksi ini, lebih dari 90% izin membangun yang diajukan penduduk Palestina di wilayah tersebut ditolak. Keempat, Israel akan menolak diberlakukannya “keuntungan VIP” terhadap pejabat PA yang dapat lewat secara bebas ketika melewati pos pemeriksaan ataupun perbatasan. Kelima, Israel akan mengambil Langkah terhadap organisasi Palestina yang melakukan aktivitas teroris ataupun tindakan agresif, termasuk aksi politik dan hukum terhadap Israel melalui jalur kemanusiaan.

Bersamaan dengan hal tersebut, Ben-Gvir juga mengeluarkan sejumlah aturan untuk menambah penderitaan penduduk Palestina. Pada 9 Januari 2023 lalu, ia mengumumkan aturan mengenai larangan untuk mengibarkan bendera di seluruh ruang publik. Aturan ini, tidak hanya menjadi bagian dari upaya Israel untuk menghapus identitas bangsa Palestina, tetapi juga merupakan bagian dari legalisasi terhadap upaya Israel untuk melakukan represi, kekerasan, dan mengukuhkan eksistensi penjajahan.

Ben-Gvir juga ingin membatalkan aturan yang memperbolehkan anggota parlemen bertemu dengan tawanan politik. Pada 8 Januari 2023 lalu, ia dengan sengaja berkunjung ke penjara Israel yang tengah direnovasi, sekadar memastikan bahwa perbaikan penjara Israel tidak ikut menambahkan sedikit pun fasilitas atau hal lain terkait perbaikan hidup bagi para tawanan Palestina.

Menteri Keamanan Israel Itamar Ben-Gvir (Sumber: Mondoweiss)

Enough is enough!

Koalisi ini boleh saja menjadi koalisi paling kanan Israel sepanjang sejarah. Namun, dengan atau tanpa embel-embel politik apa pun di belakangnya, kondisi Palestina tetap akan sama jika tidak ada intervensi dari masyarakat dunia untuk mengakhiri penjajahan Israel di atas tanah Palestina.

Sehingga pertanyaannya adalah, akankah kita ikut membiarkan sejarah kembali terulang tentang penderitaan bangsa Palestina. Enough is enough. Saatnya mengubah dunia, bahwa sekanan apa pun atau sekuat apa pun sebuah koalisi pemerintahan, kemanusiaan harus selalu dijunjung di muka bumi. Masih tetap terjajahnya Palestina menjadi indikasi bahwa kemanusiaan masih berada di titik nadir.

 

Fitriyah Nur Fadilah, S.Sos., M.I.P.

Penulis merupakan Ketua Departemen Resource Development and Mobilization (RDM) Adara Relief International yang mengkaji tentang realita ekonomi, sosial, politik, dan hukum yang terjadi di Palestina, khususnya tentang anak dan perempuan. Ia merupakan lulusan sarjana dan master jurusan Ilmu Politik, FISIP UI.

 

Sumber:

https://www.aljazeera.com/news/2022/12/28/netanyahu-govt-says-west-bank-settlement-expansion-top-priority

https://www.aljazeera.com/news/2022/12/29/who-are-the-ministers-leading-israels-new-far-right-government

https://www.bbc.com/news/world-middle-east-63942616

https://english.wafa.ps/Pages/Details/132714

https://mondoweiss.net/2023/01/new-israeli-punitive-measures-hold-pa-hostage-amid-international-silence/

https://mondoweiss.net/2023/01/itamar-ben-gvir-just-banned-the-palestinian-flag/

https://www.palestinechronicle.com/ben-gvir-visits-prison-to-ensure-no-improvements-made-to-palestinian-prisoners-conditions/

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

Free Email Updates
We respect your privacy.

Tags: ArtikelPalestina
ShareTweetSendShare
Previous Post

Januari 2022 – Januari 2023, Tahun yang Mematikan di Palestina Belum Usai

Next Post

Hari Gizi Nasional: Banyak Masyarakat Indonesia yang Tidak Menyadari Hidden Hunger, Apa Itu?

Adara Relief International

Adara Relief International

Related Posts

Damascus photos | IMAGO
Artikel

Palestina dalam Gambar, Januari 2023

by Adara Relief International
Februari 6, 2023
0

  Ahmad Taqash (76) telah berjualan manisan lebih dari 40 tahun di Gerbang Damaskus di Kota Tua Al-Quds (1/1). Selama...

Read more
Bahaya, Stunting Berdampak pada Kemunduran Bangsa!

Bahaya, Stunting Berdampak pada Kemunduran Bangsa!

Februari 6, 2023
kebun

Wakaf Mukhayriq, Wakaf Produktif Pertama dalam Sejarah

Februari 3, 2023
Wakaf Di Balik Masjid Nabi (Nabawi)

Wakaf Di Balik Masjid Nabi (Nabawi)

Februari 3, 2023
Masjid Quba, Wakaf Masjid Pertama Rasulullah SAW

Masjid Quba, Wakaf Masjid Pertama Rasulullah SAW

Februari 3, 2023
Pembangunan Tembok Apartheid: Matriks Kontrol dan Penindasan atas Rakyat Palestina

Pembangunan Tembok Apartheid: Matriks Kontrol dan Penindasan atas Rakyat Palestina

Januari 25, 2023
Next Post
Hari Gizi Nasional: Banyak Masyarakat Indonesia yang Tidak Menyadari Hidden Hunger, Apa Itu?

Hari Gizi Nasional: Banyak Masyarakat Indonesia yang Tidak Menyadari Hidden Hunger, Apa Itu?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • 835 Tahun Pembebasan Baitul Maqdis, Al-Quds Menanti Shalahuddin Selanjutnya

    835 Tahun Pembebasan Baitul Maqdis, Al-Quds Menanti Shalahuddin Selanjutnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Darurat Stunting: Angka Stunting Melebihi Batas Prevalensi Stunting Dunia dan Tertinggi ke-2 di Asia Tenggara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasih Sayang Rasulullah Saw. kepada Anak Yatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 52 Tahun Peristiwa Pembakaran Mimbar Masjid Al-Aqsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Masjid Al Qibli

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Company Profile - Adara Relief International

Company Profile - Adara Relief International

00:03:01

“Wonderful Children for Wonderful Family”

00:00:46

Bantuan Halaqah Tatsbit Al-Quran untuk Pengungsian Palestina

00:02:04

Bantuan Halaqah Tahfidz Al-Quran di Pengungsian Palestina

00:01:10

STRONG 'WHY' TO LIGHT UP AL-AQSA

02:04:05
Telegram Instagram Facebook Twitter Youtube Whatsapp

Klik untuk dapatkan update info terbaru

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Sosial Media
  • Donasi

Yayasan Adara Relief Internasional


GrahaQu Lt.2,
Jl. Warung Buncit Raya Loka Indah No.1,
Desa/Kelurahan Kalibata, Kec. Pancoran
Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12740
Indonesia

© 2022 Adara Relief International

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gabung Relawan
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
Donasi Sekarang

© 2022 Adara Relief International

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist