Jakarta — Memenuhi undangan Badan Kerja Sama Antar-Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat (BKSAP DPR-RI), Adara diwakili oleh Maryam Rachmayani menghadiri kegiatan Silaturahmi Nasional Ormas dan Lembaga Kemanusiaan Peduli Palestina (21/1).
Bertempat di Ruang Abdul Muis, Kompleks Parlemen Senayan, silaturahmi ini dihadiri oleh Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera, Wakil Ketua BKSAP Ravindra Airlangga, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kemenlu Andy Rachmianto, dan Wakil Ketua Baznas Mo Mahdum serta ratusan ormas dan lembaga kemanusiaan peduli Palestina.
Dalam silaturahmi ini Mardani meminta tiap perwakilan lembaga untuk menyampaikan masukannya kepada BKSAP, Adara melalui Maryam menyampaikan “Pada tahun 2012 kami berhasil masuk ke Gaza menyalurkan bantuan melalui Kaukus Palestina DPR RI. Masuknya bantuan saat itu salah satunya karena Duta Besar Indonesia untuk Mesir turut mengantarkan kami sampai pintu Rafah. Dengan adanya pertemuan ini dan sudah dideklarasikannya gencatan senjata, kami berharap adanya payung perlindungan yang sama bagi lembaga kemanusiaan seperti dulu.”
“Hati saya akan selalu bersama Palestina, hadirnya saya disini adalah untuk urun rembuk dalam pertemuan ini. Salah satu yang perlu kita perhatikan, saat ini terjadi perkembangan positif dengan diumumkannya gencatan senjata, namun perlu ingat bahwa sbeelumnya telah terjadi puluhan kalo gencatan senjata. Karenanya kita perlu terus fokus berdoa agar gencatan senjata ini berlangsung langgeng dan jangka panjang, saat ini kita perlu fokus untuk membangun kembali Gaza setelah 15 bulan mereka dibombardir.” Ucap Andy Rachmianto, M.Phil, Dirjen protokoler Kemlu sekaligus mantan Duta Besar Indonesia untuk Yordania merangkap Palestina.
“Perlu kita ketahui bersama bahwa DPR tidak pernah absen membela Palestina dan membersamai rakyat dalam membela Palestina. Sedangkan di dalam MPR, Undang-undang Dasar 1945 pada alinea pertama dan alinea ke-empat mengenai ‘kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan harus dihapuskan’ mencapai mufakat sejak tafsir Bung Soekarno hingga presiden Prabowo bahwa alinea ini tertuju pada Palestina dan Israel.” Hidayat Nur Wahid, Lc. M.A memberikan pidatonya sebagai pembuka.
Beliau melanjutkan bahwa, “ Sebagaimana Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) menyelamatkan Indonesia dan mencapai tujuan diakuinya Indonesia sebagai negara, hal ini sejalan dengan yang terjadi pada 7 Oktober 2023. Dgn adanya kejadian 7 Oktober rakyat Gaza berhasil menahan normalisasi yang sedang dirancang. Saat ini tugas kita adalah melanjutkan apa yang telah mereka mulai, apa yg kita lakukan adalah waspadai gerak langkah Israel, dan terus memantau gencatan senjata yang ada saat ini.” Tutup Hidayat dalam sambutannya.
Dalam sambutannya Mardani menyampaikan pula bahwa saat ini Sufmi Dasco Ahmad dan Puan Maharani sedang dalam proses urun rembuk bidang khusus untuk mengawal isu Palestina. Semoga langkah ini menjadi gerbang pembuka hubungan Indonesia-Palestina yang lebih baik.