Penduduk Gaza Hilang Kepercayaan Terhadap Kemanusiaan?
Jakarta (25/01) — Rabab Awad Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Global untuk Al-Quds dan Palestina (GWCQP), mengunjungi kantor Surat Kabar Republika di Jakarta Selatan didampingi oleh Kabag. Humas Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al-Quds dan Palestina (KPIPA), Sri Vira Chandra dan Marketing Communication Adara Relief International, Fathimah. Dalam kesempatan ini turut hadir Stevy Maradona wartawan senior dan redaktur Republika beserta jajarannya.
“Saya tidak tahu bisa mengatakan ini atau tidak, tapi saya sebagai perempuan dan penduduk Gaza, saya mulai kehilangan kepercayaan saya kepada organisasi kemanusiaan,” katanya. “Bila mereka ingin menegaskan posisi mereka atau bertindak sebagai organisasi kemanusiaan untuk melindungi perempuan mereka seharusnya mengaktifkan Konvensi Hak Asasi Manusia tidak terkadang diaktifkan terkadang tidak,” tambah Rabab. “PBB tidak bisa melakukan apa-apa, tidak ada yang bisa melakukan apa-apa untuk Jalur Gaza saat ini.”
Rabab mengatakan saat ini semua rakyat Palestina kehilangan kepercayaan. “Di mana kemanusiaan? Mereka semua … contohnya Barat mengatakan ini-itu, kita memiliki Konvensi Hak Asasi Manusia, mereka juga memiliki hak asasi untuk hewan, di mana hak asasi untuk rakyat Palestina,” katanya.
Pada kesempatan ini pula, Rabab mengutarakan bahwa saat ini Koalisi Perempuan Global untuk Al-Quds dan Palestina (GWCQP) akan melaksanakan proyek kemanusiaan untuk perempuan dan anak-anak Palestina. Proyek ini bertujuan untuk membangun kembali apa yang dihancurkan oleh pendudukan Zionis selama agresi baru-baru ini di Jalur Gaza.
Pada akhir kesempatan Rabab juga menyampaikan bahwa dalam waktu dekat akan diselenggarakan konferensi kemanusiaan untuk membahas program recovery Gaza. Salah satu program yang akan diinisiasi oleh adalah program bantuan untuk para Solo Fighter. Ini adalah proyek penyelamatan anak-anak Gaza yang tinggal sebatangkara setelah agresi. Mereka kehilangan ibu, bapak dan saudaranya akibat serangan Zionis sejak 7 Oktober 2023 lalu, penyelamatan yang dilakukan dalam program ini adalah dengan memberikan tempat berlindung dan lingkungan yang mendukung bagi mereka.
Dalam pengembangan proyek ini, Rabab menjelaskan bahwa mereka membutuhkan banyak peran media di dalamnya. Agar cita-cita pembangunan proyek ini dapat diinisiasi dalam waktu dekat, dan untuk menginisiasinya kita membutuhkan proses gencatan senjata. Dan upaya gencatan senjata saat ini bergantung pada dorongan dari rekan-rekan media.