Amnesty International mendorong negara-negara donor untuk membatalkan keputusan mereka terkait dengan penghentian pendanaan untuk UNRWA. Mereka menjelaskan bahwa hal tersebut tidak manusiawi dan merupakan pukulan dahsyat bagi lebih dari 2 juta warga Palestina di Jalur Gaza.
Kelompok hak asasi berbasis di London mengeluarkan pendapat pada Senin (29/1) malam yang menekankan kepada sejumlah donor yang telah menghentikan pendanaan untuk UNRWA, agar membatalkan keputusan mereka dan menahan diri dari menghentikan pendanaan bagi lembaga PBB yang memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Palestina tersebut.
“Menyedihkan sekali – bahkan tidak manusiawi – bahwa beberapa pemerintah telah mengambil keputusan yang akan menyebabkan penderitaan lebih lanjut bagi dua juta warga Palestina, yang sudah menghadapi risiko genosida dan kelaparan. Terlebih ini diputuskan hanya beberapa hari setelah putusan Pengadilan Internasional menyimpulkan bahwa kelangsungan hidup warga Palestina di Gaza berada dalam risiko,” kata Agnes Callamard, sekretaris jenderal kelompok hak asasi ini.
Jerman, Swiss, Italia, Kanada, Finlandia, Australia, Inggris, Belanda, AS, Perancis, Austria, dan Jepang telah menghentikan pendanaan untuk UNRWA, yang didirikan pada tahun 1949 untuk membantu pengungsi Palestina di seluruh Timur Tengah. Sementara Norwegia, Spanyol, Irlandia, Denmark, dan Belgia mengumumkan bahwa mereka tidak akan menghentikan pendanaan.
Hingga kini setidaknya 26.751 warga Palestina terbunuh dan 65.636 orang terluka karena agresi Israel di Gaza. Agresi Israel juga telah menyebabkan 85% dari populasi Gaza mengalami pengungsian internal di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang akut. Menurut PBB, 60% dari infrastruktur di Gaza mengalami kerusakan atau hancur.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini