Akibat blokade yang diberlakukan Israel terhadap Gaza sejak 14 tahun yang lalu, warga Gaza terjebak dalam lingkaran kemiskinan, pengangguran berkepanjangan, dan buruknya ketahanan pangan. Akses Gaza ditutup dari seluruh wilayah, baik udara, laut hingga daratan. Perbatasan Rafah yang menghubungkan antara Mesir dengan Gaza hanya dibuka secara terbatas. Israel juga membatasi barang-barang esensial (baik kebutuhan pokok maupun medis) yang dapat masuk ke dalam Gaza.[1] Bahkan sejak 2012, PBB telah memprediksi jika blokade terus diterapkan kepada Gaza tanpa ada usaha lain untuk memperbaiki keadaan tersebut, Gaza akan tidak lagi layak huni pada 2020.[2] Pada grafik di bawah terlihat bahwa tingkat pendapatan per kapita penduduk Gaza dari 2011 hingga 2018 menurun drastis. Bahkan pada 2018, tingkat pendapatan per kapita penduduknya hanya sebesar USD1. 508, jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2011 yang mencapai USD1.604.
Sumber gambar: The Labyrinths to Health in GazaSecara umum, tingkat kerawanan pangan di Palestina mencapai 32% dari keseluruhan populasi. Namun 3 dari 4 atau sekitar 75 % penduduk Gaza masuk dalam kategori rawan pangan.[3] Sebanyak 65% penduduknya juga berada di bawah garis kemiskinan dan 30% di antaranya berada di kategori miskin ekstrim. Hampir seluruh penduduk atau 80% keluarga Gaza bergantung pada bantuan internasional. Tingkat kemiskinan yang tinggi ini diperburuk dengan tingginya jumlah pengangguran sebanyak 41,7%, dan dari angka ini, 66,8% di antaranya adalah pemuda.[4]
Gaza juga mengalami krisis air bersih. Hanya 5% air di Gaza yang layak dikonsumsi karena 95%-nya telah tercemar air laut atau bahan-bahan kimia.[5] Sementara penduduk yang memiliki akses ke air bersih hanya 10% dari keseluruhan penduduk.[6] Akibat dari terbatasnya listrik yang masuk ke Gaza (hanya 4-6 jam per hari), pasokan air bersih yang dapat diterima warga Gaza hanya selama 3 – 5 jam per harinya setiap 5 hari.[7]
Dari segi kesehatan, rendahnya tingkat gizi dan buruknya sanitasi,[8] menjadikan Gaza sangat buruk untuk ditinggali dan tentunya dalam jangka panjang berdampak pada kesehatan penduduknya. Ini diperburuk dengan penyediaan fasilitas kesehatan yang terbatas. Berdasarkan laporan tahunan dari Gaza Destek Derneĝi (GDD), Gaza kekurangan obat-obatan esensial (35 %) dan peralatan medis sekali pakai (45%). Sementara sebanyak 300 alat medis yang vital membutuhkan perbaikan. Terdapat 12.600 pasien kanker, 116.762 pasien membutuhkan pengobatan, dan 40.529 di antaranya memiliki penyakit menular.[9]
Aksi damai Pawai Kepulangan Akbar dan pandemi COVID-19 ikut menambah penderitaan warga Gaza. Pawai Kepulangan Akbar yang berlangsung secara damai dan tanpa senjata oleh warga Palestina direspon secara agresif oleh Israel. Sebanyak 35 orang warga sipil terbunuh, termasuk 12 anak-anak, seorang perempuan, dan seorang paramedis. Sementara itu, jumlah korban yang ditembak oleh Israel dari warga sipil mencapai 4.656 orang. Korban tembak ini termasuk di antaranya 1.704 anak-anak, 31 orang jurnalis, dan 68 orang paramedis ditembak.[10]
Penderitaan warga Gaza juga semakin bertambah dengan menurunnya bantuan internasional terhadap Gaza dari tahun ke tahun. Tahun 2019 merupakan titik terendah bantuan internasional untuk sektor kesehatan dan nutrisi dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. Dari tabel di bawah dapat dilihat menurunnya bantuan untuk Gaza secara signifikan dari tahun ke tahun. Gaza mendapatkan bantuan yang tinggi hanya di tahun ketika dilakukannnya agresi oleh Israel ke Gaza pada 2008-2009 dan 2014. Di saat itu, bantuan kemanusiaan untuk Gaza mencapai USD100 juta. Ketika Pawai Kepulangan Akbar mulai dilakukan pada 2018, bantuan kemanusiaan sedikit meningkat hingga USD33.52 juta. Kemudian jumlah ini kembali menurun drastis di tahun 2019.[11]
Gaza tidak hanya mengalami pengurangan bantuan kemanusiaan, tetapi juga penarikan seluruh bantuan kemanusiaan. Hal inilah yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menekan Gaza agar mengikuti keinginannya. Jika pada 2012, AS memberikan bantuan hingga USD500 juta, pada 2018, AS mengurangi bantuan ke Gaza dan Tepi barat menjadi USD231 juta. Bahkan salah satu proyek utama yang didanai oleh USAID juga dihentikan (Proyek 50 Juta Dolar untuk Kesehatan Gaza 2020). Akibatnya, sekitar 11% penduduk Gaza tidak mendapatkan bantuan kesehatan melalui program ini. RS Dar Essalam di Khan Yunis juga tidak dapat melayani 400 orang pasien CT scan, 3.000 orang anak-anak penderita anemia dan malnutrisi tidak mendapatkan pelayanan kesehatan, dan 16.000 orang perempuan tidak lagi mendapatkan perawatan untuk kanker payudara.[12]
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Gaza
COVID-19 yang menjadi pandemik di dunia juga merambah di wilayah Gaza. Hal ini semakin menambah penderitaan warga Gaza karena terbatasnya sarana kesehatan dan rendahnya tingkat kesejahteraan. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah penderita COVID-19 di Gaza per 21 September 2020 mencapai 2.400 orang. Ini mengakibatkan diberlakukannya kebijakan ‘karantina total’ di Gaza, agar penyebaran COVID-19 tidak bertambah lagi. Gaza yang selama 14 tahun terakhir telah terkarantina total dari dunia (blokade), harus pula melakukan isolasi di wilayahnya akibat pandemi. Keadaan ini tentu menyiksa dan menambah beban hidup warga Gaza. Namun kebijakan ini harus dilakukan, terlebih karena tanpa COVID-19 saja, sarana dan prasarana kesehatan di Gaza sudah sangat terbatas akibat blokade.[13]
Disusun oleh: Fitriyah Nur Fadilah, S.Sos., M.I.P. (Pengurus Bidang Penyaluran dan Jaringan Strategis Adara Relief International)
Baca artikel terkait: Penderitaan Gaza 14 Tahun Terpenjara: Dunia, Berbicaralah! (Bagian 2).
Ikuti akun Instagram resmi @adararelief untuk info seputar Palestina lainnya.
Sumber:
- 50 Shades of Control, https://gisha.org/50shades-en/.
- Gaza in 2020, Agustus 2012, UN https://www.unrwa.org/userfiles/file/publications/gaza/Gaza%20in%202020.pdf
- Palestine Annual Country Report 2019, WFP https://docs.wfp.org/api/documents/WFP-0000113833/download/.
- Annual Report of the Humanitarian Situation in the Gaza Strip, 2017, GDD, https://gazzedestek.org/en/annual-report-on-humanitatian-situation-of-the-gaza-strip-2017/.
- State of Palestine : Humanitarian Situation Report, UNICEF, https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/UNICEF%20State%20of%20Palestine%20Humanitarian%20Situation%20Report%20-%20End%20of%20Year%202019.pdf
- Gaza Strip : The Humanitarian Impact of The Internal Palestinian Divide, https://www.ochaopt.org/content/gaza-strip-humanitarian-impact-internal-palestinian-divide.
- Palestinian Centre for Human Rights : Annual Report 2019, https://www.pchrgaza.org/en/wp-content/uploads/2020/04/annual-report-2019-English.pdf.
- The Labyrinths to Health in Gaza, Médicine Du Monde Palestine, 2019, https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/Labyrinths%20to%20health%20in%20Gaza_VEng.pdf.
- Peace to Prosperity : A Vision to Improve The Lives of the Palestinian and Israeli People, Part B : Economic Framework https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf.
- Fitriyah Nur Fadilah, Nasib Palestina di Bawah Bayang-bayang Deal of Century, https://adararelief.com/nasib-palestina-di-bawah-bayang-bayang-deal-of-century-part-1/.
- https://www.middleeastmonitor.com/20200704-israel-tv-hamas-fatah-cooperation-against-deal-of-the-century-a-dangerous-development/.
- “Palestine have been bombed everyday since UAE – Israel normalisation”, https://www.trtworld.com/magazine/palestinians-have-been-bombed-every-day-since-uae-israel-normalisation-39088
- “Israel bombs Gaza after rocket fire follow UAE, Bahrain Deals”, https://www.aljazeera.com/news/2020/09/israel-bombs-gaza-rocket-fire-uae-bahrain-signed-deals-200916064518070.html
- Ismail Numan Telci and Tuba Öztorük Horoz, Military Base in the Foreign Policy of the United Arab Emirates, Insight Turkey, Vol. 20, No.2, The Gulf of the Verge Global Challenges and Regional Dynamics (Spring 2018), https://www.jstor.org/stable/26390312?read-now=1&refreqid=excelsior%3A37961c326a83c890c0dc6270e6d13dd7&seq=1#page_scan_tab_contents
- Webinar International “14 Tahun Blokade Gaza : Penjara Terbesar di Dunia”, Global Woman Coalition for Al Quds and Palestine (GWCQP), tanggal 9 September 2020.
[1] Lihat mengenai hal-hal yang dilarang masuk ke Gaza dalam : 50 Shades of Control, https://gisha.org/50shades-en/.
[2] Gaza in 2020, Agustus 2012, UN, dikutip dari https://www.unrwa.org/userfiles/file/publications/gaza/Gaza%20in%202020.pdf
[3] Palestine Annual Country Report 2019, WFP, diakses dalam https://docs.wfp.org/api/documents/WFP-0000113833/download/.
[4] Annual Report of the Humanitarian Situation in the Gaza Strip, 2017, GDD, dikutip dari https://gazzedestek.org/en/annual-report-on-humanitatian-situation-of-the-gaza-strip-2017/.
[5] Ibid.
[6] State of Palestine : Humanitarian Situation Report, UNICEF, dikutip dari https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/UNICEF%20State%20of%20Palestine%20Humanitarian%20Situation%20Report%20-%20End%20of%20Year%202019.pdf
[7] Gaza Strip : The Humanitarian Impact of The Internal Palestinian Divide, diakses dalam https://www.ochaopt.org/content/gaza-strip-humanitarian-impact-internal-palestinian-divide.
[8] Berdasarkan data dari UN jumlah penduduk yang membutuhkan fasilitas sanitasi sebanyak 1.197.400, lihat dalam State of Palestine : Humanitarian Situation Report, UNICEF, diakses dalam https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/UNICEF%20State%20of%20Palestine%20Humanitarian%20Situation%20Report%20-%20End%20of%20Year%202019.pdf
[9] Annual Report of the Humanitarian Situation in the Gaza Strip, Op.Cit.
[10] Palestinian Centre for Human Rights : Annual Report 2019, diakses dalam https://www.pchrgaza.org/en/wp-content/uploads/2020/04/annual-report-2019-English.pdf.
[11] The Labyrinths to Health in Gaza, Médicine Du Monde Palestine, 2019, hlm. 17, diakses dalam https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/Labyrinths%20to%20health%20in%20Gaza_VEng.pdf.
[12] Ibid.
[13] Dengan adanya Corona, kondisi di Gaza bertambah sulit karena 80% keluarga di Gaza mengandalkan bantuan kemanusiaan yang ada. Sektor pertanian juga terhambat karena Israel melarang petani ke ladang. Sektor pariwisata juga terhenti. Demikian pula dengan sektor pendidikan, yang harus terhenti karena pandemi ini. Ribuan orang juga hilangan pekerjaan. Disampaikan oleh Salam Ma’ruf dalam webinar international “14 Tahun Blokade Gaza : Penjara Terbesar di Dunia” yang diselenggarakan oleh Global Woman Coalition for Al Quds and Palestine (GWCQP), tanggal 9 September 2020.