Pada Kamis (05/12), kelompok pemukim Yahudi ekstremis memasang kawat berduri dan tanda di sekitar rumah-rumah Palestina di Ein al-Hilweh, Lembah Yordan utara. Tindakan ini dinilai sebagai langkah awal untuk merebut daerah tersebut dan menggusur 12 keluarga Palestina yang tinggal di wilayah itu.
Menurut Mahdi Daraghmeh, kepala dewan desa Al-Maleh, langkah tersebut merupakan bagian dari strategi penjajah Israel untuk memisahkan komunitas Palestina di Lembah Yordan dan memberi jalan bagi ekspansi permukiman ilegal. Pemagaran dan penguasaan tanah juga meningkat di sepanjang Jalan 60, yang dianggap sebagai jalur strategis bagi para pemukim.
Sementara itu, di Wadi Abu Kir, Nahalin, sebelah barat Betlehem, pasukan pendudukan Israel mencabut 60 pohon zaitun dan tanaman anggur milik warga Palestina, merusak sistem irigasi, dan menghancurkan pagar properti pertanian. Insiden ini menambah panjang daftar serangan terhadap tanah dan properti warga Palestina yang mencapai lebih dari 16.600 kasus sejak Oktober 2023.
Langkah-langkah ini, termasuk penerbitan surat perintah pembongkaran fasilitas perumahan dan kandang ternak, menunjukkan strategi sistematis penjajah Israel untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka, terutama di wilayah strategis seperti Lembah Yordan.
Serangan semacam ini tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi juga memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah Palestina yang terus berada di bawah ancaman pemindahan paksa dan perampasan tanah yang meluas.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini