Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Palestina yang Diduduki menyatakan pada Kamis (06/2) bahwa keputusan Israel untuk mundur dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB adalah hal yang “sangat serius”, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, mengumumkan bahwa negaranya telah memberi tahu Dewan HAM PBB bahwa mereka akan mengikuti langkah Amerika Serikat dalam menarik diri dari keanggotaan. Israel menuduh Dewan tersebut memiliki “bias institusional yang terus-menerus dan tak henti-hentinya” terhadap negaranya.
“Ini menunjukkan keangkuhan dan ketidakmampuan mereka (Israel) untuk menyadari apa yang telah mereka lakukan. Mereka bersikeras dengan sikap merasa benar sendiri, seolah-olah tidak ada yang perlu mereka pertanggungjawabkan, dan mereka menunjukkan hal ini kepada seluruh komunitas internasional,” kata Francesca Albanese kepada Reuters.
Albanese mengungkapkan kekhawatirannya bahwa tindakan genosida Israel terhadap rakyat Palestina akan semakin meluas dan meningkat di Tepi Barat. Wilayah tersebut, bersama dengan Gaza, merupakan bagian yang diinginkan Palestina sebagai inti dari negara merdeka pada masa depan.
Israel membantah tudingan bahwa mereka melakukan genosida, dengan alasan bahwa mereka hanya melindungi kepentingan keamanannya di Tepi Barat dan Gaza. Saat ini, gencatan senjata yang rapuh masih bertahan setelah agresi selama 16 bulan melawan kelompok pejuang Hamas.
“Wilayah utara (Tepi Barat) terutama diserang oleh tentara Israel, sementara wilayah selatan diserang oleh pemukim (Israel). Hal ini dapat dilihat sebagai serangan terhadap rakyat Palestina secara keseluruhan,” ujar Albanese.
Terkait pernyataan mengejutkan Presiden AS, Donald Trump, yang mengusulkan bahwa Amerika Serikat bisa “mengambil alih” Gaza, Albanese berkomentar: “Trump sedang menghancurkan prinsip-prinsip dasar penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam berbagai aspek, tidak hanya di Palestina. Kita semakin bergerak menuju jurang kehancuran.”
“Saya terkejut bahwa negara-negara Eropa tetap diam, bukannya angkat suara dan mengatakan, ‘Ini benar-benar tidak masuk akal, dan kami tidak akan menoleransi’,” tambahnya.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini