Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengingatkan orang tua untuk tidak menganggap lucu anak yang terlalu gemuk atau obesitas, karena kondisi tersebut sebenarnya merupakan suatu penyakit. Merujuk Riset Kesehatan Dasar 2018, satu dari lima anak berusia lima hingga 12 tahun, dan satu dari tujuh remaja berusia 13–18 tahun di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Obesitas dapat berisiko hipertensi, gula darah tinggi, trigliserida tinggi, dan rendahnya kadar kolesterol HDL. Di samping itu, obesitas memiliki konsekuensi berat pada anak karena memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik. Dr. Piprim menjelaskan bahwa beberapa tahun kemudian, sindrom metabolik dapat menjadi penyakit degeneratif seperti stroke, serangan jantung, keganasan atau kanker, diabetes melitus, dan lain-lain.
Dokter spesialis gizi klinis Marya Haryono menjelaskan seseorang didiagnosis mengalami sindrom metabolik bila memiliki tiga atau lebih kondisi, di antaranya kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, gula darah (glukosa) tinggi, rendahnya kadar kolesterol HDL (baik) dalam darah, tingginya kadar trigliserida dalam darah, dan tekanan darah tinggi. Berbagai kondisi tersebut sering kali dialami oleh orang obesitas.
“Sekarang itu sudah cukup banyak yang didiagnosis penyakit diabetes padahal masih muda. Itu kan berbahaya jika dialami anak atau remaja,” kata dr. Marya dalam diskusi memperingati Hari Obesitas Sedunia yang diselenggarakan Nutrifood di Jakarta Pusat, Rabu (1/3).
Merujuk pedoman BMI untuk Asia Pasifik dari WHO, seseorang dikatakan obesitas jika indeks massa tubuh (BMI) berada di atas angka 25. Sementara itu, saat BMI seseorang menyentuh angka 23 – 24,9 maka ia dikategorikan mengalami kelebihan berat badan, dan segera mengelola berat badannya agar tidak obesitas. Adapun cara mengetahui anak yang obesitas, menurut laman resmi Kementerian Kesehatan, salah satunya adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). Rumusnya adalah berat badan dalam satuan kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Anak dapat dikatakan kelebihan berat badan jika IMT lebih dari 22,9 dan dikatakan obesitas I jika IMT berada di angka 25-29,9 dan obesitas II jika IMT lebih dari 30.
Untuk mencegah obesitas, menurut dr. Marya, setiap individu harus mengonsumsi makanan sesuai anjuran dari Kemenkes. Jumlah sayur sebesar dua kali lipat jumlah sumber karbohidrat dan protein serta memperhatikan label kemasan sebelum membeli guna membatasi asupan gula, garam, dan lemak yang ada di makanan dan minuman.
Sumber:
https://ameera.republika.co.id
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini