Pemerintah Gaza memperingatkan bahwa Israel telah menjadikan air sebagai senjata yang perlahan tapi pasti dan secara sistematis memutus akses warga Palestina terhadap air bersih. Dalam pernyataannya pada Sabtu (13/4), Kantor Media Pemerintah Gaza menyebut tindakan ini sebagai bagian dari “strategi hukuman kolektif” yang memperparah krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Israel telah menghancurkan infrastruktur air dan sanitasi, memutus pasokan listrik dan bahan bakar yang penting untuk pengoperasian fasilitas tersebut, serta memutus dua saluran air utama dari perusahaan Israel, Mekorot. Saluran ini sebelumnya menyuplai lebih dari 35.000 meter kubik air per hari untuk lebih dari 700.000 warga di Gaza bagian timur dan tengah. Akibat pemutusan ini, sekitar 800.000 warga di wilayah tengah Gaza dan Khan Younis kini terancam krisis air parah.
Krisis ini semakin diperburuk oleh kerusakan pada saluran distribusi air di kawasan Al-Shujaiya, Kota Gaza. Pemerintah Kota Gaza mengungkapkan bahwa saluran air rusak berat akibat serangan Israel di Jalan Al-Muntar, dekat Jalan Al-Karama. Meski pihak kota menyatakan mampu memperbaiki kerusakan dalam 24 jam, pasukan Israel disebut menghambat tim perbaikan untuk mencapai lokasi. Hingga kini, pihak kota masih menunggu izin akhir untuk memulai perbaikan, meskipun telah berkoordinasi dengan berbagai lembaga internasional.
Gangguan pasokan dari Mekorot ini memotong 70% suplai air ke Kota Gaza. Bersamaan dengan itu, Pemerintah Kota Gaza juga memperingatkan potensi bencana kesehatan dan lingkungan akibat menumpuknya 175.000 ton sampah dan bocornya saluran limbah akibat rusaknya sistem sanitasi. Kondisi ini diperparah oleh keberadaan jenazah korban yang masih tertimbun di bawah reruntuhan.
Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 90% infrastruktur air dan limbah di Gaza hancur, dan petugas terkait tidak diberi akses untuk melakukan perbaikan. Pemerintah Gaza menyerukan komunitas internasional agar segera bertindak dan meminta pertanggungjawaban Israel atas upaya memanipulasi air sebagai senjata serta memperdalam penderitaan rakyat Palestina.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini