Adara— Menyambut seruan gencatan senjata yang telah dimulai sejak Kamis, 16 Januari 2025 dan resmi dideklarasikan pada Ahad, 19 Januari 2025, Adara melaksanakan webinar “Gencatan Senjata Bukan Akhir Perjuangan Palestina”. Dilaksanakan pada Sabtu 18 Januari 2025, kegiatan ini dihadiri oleh 457 peserta melalui kanal Zoom dan Youtube Streaming.
Dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran QS Al-Isra 1-5 oleh Syekh Abdullah, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Direktur Utama Adara Relief International, Maryam Rachmayani, “Gencatan senjata membawa perasaan bahagia, suka cita, harapan, kekhawatiran dan kesedihan yang bercampur menjadi satu di dalam hati penduduk Palestina. Bahagia karena akhirnya tentara Israel mundur dari Gaza setelah 467 hari agresi. Gencatan senjata ini juga membawa harapan bagi masyarakat Gaza, untuk kembali membangun Gaza dan masa depan mereka, meski dari balik reruntuhan.”
“Meski demikian satu hal yang harus kita yakini bersama bahwa, ‘Gencatan Senja Bukan Akhir Perjuangan Palestina’. Gencatan senjata adalah langkah awal, namun perjuangan kita semua belum selesai sampai Palestina meraih kemerdekaannya. Selama kemerdekaan itu belum didapatkan, maka pastikan bahwa mata, hati, badan, gerak dan langkah kita harus tetap selalu tertuju pada Palestina.” Maryam juga mengajak peserta untuk kembali bersatu dan berjaga, karena gencatan senjata bukanlah akhir dari perjuangan.
“Seperti Sahabat Adara, kami juga akan terus berkomitmen untuk membersamai penduduk Gaza dan juga Palestina. Selepas terjadinya gencatan senjata, kami mengukuhkan komitmen untuk penduduk Palestina melalui program ‘Bangun Kembali Gaza’.” Tutupnya.
“Betapa layak Gaza mendapat pertolongan Allah karena sejak awal penduduk Gaza dan para pejuang sangat yakin akan pertolongan Allah. Seperti yang tercantum pada QS. As-Saffat 173, ‘Sesungguhnya tentara kami pasti menang dan hanya orang-orang yang meragukannya yang tidak memahami makna jihad dan perjuangan’. Gencatan senjata bukan akhir perjuangan palestina, karena masih panjang perjuangan dan perjalanan kita.” Tutur Nurjanah, membuka pertemuan malam itu.
Tiga Fase Gencatan Senjata
Nurjanah melanjutkan bahwa, “Hal lainnya mengapa kita perlu terus berjaga dalam gencatan senjata ini adalah untuk terus mengawal tiga fase gencatan senjata dengan beberapa poin penting diantaranya ialah; Fase pertama, penghentian pertempuran, dan mundurnya pasukan Israel ke pinggiran Jalur Gaza, kemudian warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke rumah. Serta dibukanya gerbang bantuan ke Jalur Gaza. Fase kedua, deklarasi “Ketenangan berkelanjutan”. Pengumuman kembalinya ketenangan yang berkelanjutan atau penghentian operasi militer dan permusuhan. Fase ketiga, pelaksana rencana rekonstruksi di Gaza. Rekonstruksi Gaza akan dilaksanakan di bawah pengawasan internasional dan penyeberangan perbatasan untuk pergerakan masuk dan keluar Gaza dibuka kembali.”
Pengorbanan Gaza Terhadap Dunia Islam
“Di samping itu, kita tidak boleh melupakan pengorbanan Gaza selama 15 bulan ini. Sebanyak 46.000 lebih darah syuhada membasahi bumi Gaza, dan 107.000 lebih lainnya yang terluka. Jangan lupakan juga lebih dari 70.000 perempuan Gaza menjalani menstruasi tanpa pembalut, tanpa toilet, dan tanpa air yang cukup.” Ucap Nurjanah.
Ia melanjutkan bahwa, “Kita juga tidak boleh lupa bahwa 60.000 perempuan hamil melahirkan dengan cara yang tidak lazim, mereka melewati proses kengerian menjalani operasi caesar tanpa anestesi, mereka melaksanakan proses kelahiran di tenda-tenda dan melahirkan dalam keadaan ketakutan di bawah hujan misil di atas kepala mereka. Kita juga berhutang pada anak-anak Gaza yang hidup tanpa air, minum dan makanan yang cukup. Mereka bertahan untuk kita, selama Palestina dan Gaza belum merdeka selama itu kita berhutang kepada mereka.”
Nurjanah juga mengingatkan bahwa Gaza adalah harga diri umat, dimana saat ini 85% tanah Palestina sudah dirampas oleh penjajah. Maka masih panjang perjuangan kita khususnya sebagai umat Islam dalam memperjuangkan Palestina dan Al-Aqsa. Nurjanah menutup pertemuan dengan mengingatkan kembali bahwa “Jangan pernah kita berhenti membantu, sejak kita meniatkan untuk membebaskan Palestina sejak itulah kesyahidan itu mengikuti kita. Dan kita harus menjaga agar kita tidak mencederai perjuangan ini dengan penyakit hati, dengan diam tidak bergerak maka insya allah kita akan berhenti di halte kesyahidan dan Allah akan memberikan kemuliaan sebagaimana penduduk Gaza.”
Bangun Kembali Gaza
Kegiatan ditutup dengan tanya jawab dan seruan untuk kembali membantu Gaza melalui program ‘Bangun Kembali Gaza’.
Sahabat Adara dapat ikut berkontribusi melalui: