Maqlubah yang artinya “dibalik” adalah nama makanan khas Palestina yang terdiri dari campuran nasi dan daging.
Menurut legenda, penduduk kota Al Quds menghidangkan ‘bazanjaniyah” atau sekarang dikenal dengan sebutan maqlubah saat Shalahuddin Al Ayyubi berhasil membebaskan kota tersebut. Mereka merayakannya dengan menyantap hidangan maqlubah.
Sebutan Maqlubah ini muncul pertama kali, ketika Sang Pembebas (Shalahuddin) bertanya tentang makanan yang dihidangkan tersebut. “Apa nama makanan yang dibalik (maqlubah) ini?”
Hidangan kemenangan ini bermakna, keteguhan, ketegaran, tekad dan kekukuhan. Kami balikkan saat menghidangkannya di hadapan mereka, seolah kami mengatakan : “Amati sesuka hatimu karena waktu akan berganti, sang pemenang yang akhirnya akan menertawakanmu. Kami yakin hari akan berganti dengan semerbaknya kemenangan, ketentraman dan kebanggaan.
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)”. QS. Al Qashas: 5
Pertama, di bulan Ramadhan di Pintu Silsilah, saat mereka menetapkan pencekalanku dari Masjid Al Aqsa. Kami hidangkan maqlubah, seolah kami ingin menyampaikan pesan : “Setiap kali kalian menekan kami maka itu berati kemenangan mendekat. Maka kami merayakannya di depan kalian dengan cara yang sama saat kami merayakannya dengan “maqlubah.”
Kedua, saat aku dicekal di Kota Tua. Aku dan murid-muridku merayakannya di halaman Al Aqsa. Kemudian aku merayakan kemenangan selanjutnya ketika menjadi tahanan rumah. Aku tak akan lelah meski siksaan terus bertambah.
Setiap kali mereka mencidukku mereka pasti bertanya di tengah interogasi, tentang rahasia “maqlubah”.
Rahasianya adalah karena kami akan melihatnya di hari kemenangan, dan kami melihat kemenangan di sana (dalam maqlubah).
Apakah ini cukup menjelaskan?
Murabithah Baitul Maqdis
Hanadi Halawani