Al-Quds – Bocah-bocah Palestina terus berupaya menghadang serbuan gerombolan pemukim Zionis yang hampir tiap hari merangsek ke Masjid Al-Aqsha. Namun upaya anak-anak ini dihadang berbagai konspirasi diantaranya penangkapan oleh aparat keamanan dan deportasi ke luar Al-Aqsha.
Bocah Ayat Abu Nab ( 7 tahun) misalnya yang tumbuh besar sejak kecil bermain-main di pelataran Al-Aqsha menceritakannya pada pusat Infopalestina. “Saya tinggal di samping Masjid Al-Aqsha, tepatnya di dekat gerbang Khittah. Saya belajar dan bermain di lapangan Masjid Al-Aqsha, mengingat Kota Lama tempat ia tinggal sempit, maka halaman Al-Aqsha lah tempat saya bermain dan belajar. Dialah rumah kedua bagiku, ungkapnya. Ia menambahkan, “Namun akhir-akhir ini, aku dihadang penangkapan. Sudah dua kali aku ditangkap keamanan Zionis. Pertama kali aki ditangkap di gerbang Silsilah, saat aku hendak mengambil KTP ku, kepolisian Zionis menghentikanku dan mendeportasiku selama lima hari tak boleh dekat-dekat dengan Al-Aqsha, dengan dalih menghalang-halangi para pengunjung Israel. Aku juga dipukuli dan diancam tidak akan diizinkan kembali masuk ke Al-Aqsha. “Sebelum aku ditahan, beberapa kali dihentikan keamanan Israel di beberapa pintu Al-Aqsha. Mereka mengancam akan menahanku jika kembali membuat masalah. Kadang aku dilarang masuk Al-Aqsha hingga para pemukim Zionis selesai kunjunganya di Al-Aqsha. Kedua kalinya, ia ditangkap di gerbang Silsilah dan langsung digelandang ke pusat interogasi di Bet Yahoo. Namun pada akhirnya keamanan Israel membebakanya dan mewanti-wantikan padanya untuk tidak masuk kembali ke Al-Aqsha, hingga ia menghadap ke pengadilan. Akhirnya ia berangkat ke pengadilan Israel, akan tetapi tidak ada sidang dan ditunda hingga waktu yang tidak ditentukan. Ia melanjutkan, pada liburan musim panas dirinya tinggal di Masjid Al-Aqsha mulai dini hari hingga sore hari. Dialah rumah kedua baginya. Ia mempunyai kesibukan baru, belajar ilmu tajwid dan memperbaiki bacaan Al-Qur’an, selain sebagai pebimbing bagi kamp musim panas anak-anak Palestina. Perjuangan Anak-Anak Akhir-akhir ini kita menyaksikan seorang bocah Palestina yang belum genap 14 tahun berjuang di gerbang Al-Aqsha, setelah sebelumnya mereka dideportasi ke luar Al-Aqsha oleh pemerintahan Israel. Bocah Muhammad Abu Hadwan kepada pusat Infopalestina menuturkan kisahnya. “Sejak awal deportasiku dari Masjid Al-Aqsha di gerbang Silsilah, sebuah pintu keluar bagi para pemukim Zionis setelah melakukan kunjunganya ke Al-Aqsha. Para pemukim itu diizinkan masuk Al-Aqsha, padahal kamilah yang berhak, sementara kami dilarang bahkan dideportasi selama beberapa hari. Kami kehilangan kesempatan untuk bisa shalat berjamaah dan bermain-main di halamanya. 10 hari sebelumnya, dirinya ditangkap di gerbang Silsilah. Kepolisian Zionis membawaku ke ruang interogasi, lalu dibawa ke pintu Al-Asbat kemudian ke pintu Al-Qasylah. Ia ditahan selama empat jam tanpa ditemani pengacara ataupun orang tua. Lalu dipindahkan ke ruang tahanan dan menginap di sana selama satu malam. Pada hari berikutnya aku dihadapkan ke pengadilan dan divonis deportasi dari Al-Aqsha selama 15 hari. Penganiayaan dan Ancaman Disebutkan, selama masa pemeriksaan bocah-bocah Palestina diancam untuk dideportasi dari Al-Aqsha selama tiga bulan, selain penganiayaan berupa pukulan dan pelecehan. Abu Hadwan menuturkan, pada Kamp “Al-Aqsha Tanggng Jawabku” waktu luangku diisi dengan bermain dan belajar, selain mengenal Masjid Al-Aqsha dan tempat suci lainya. Aku juga menghafal sejumlah ayat Al-Qur’an. Tatkala aku dideportasi aku kehilangan kesempatan belajar. Maka jadilan hari-hariku di luar masjid Al-Aqsha dan di rumah. Hidup sangat membosankan dan tidak bermanfaat, ungkapnya. Sementara Abu Yusuf Abu Ghaliyah yang mengalami penganiayaan dari pihak kepolisian di gerbang Al-Qathanin, saat ia berupaya masuk ke Masjid Al-Aqsha mengatakan, “Pada hari senin kemarin saya berusaha masuk ke Al-Aqsha, namun kepolisian Zionis menghalangiku. Bahkan salah satu dari mereka mendorongku dan membawaku hingga menjauhi pintu Al-Qathanin. Lalu aku berlari menuju pintu Al-Hadid, tapi aku tak bisa masuk, hingga akhirnya dapat masuk melalui pintu An-Nadzir. (asy/Infopalestina.com) |