JAKARTA-Hidup jauh dari rumah dan menetap di negara yang asing bukanlah hal yang mudah, hal itu juga yang dirasakan oleh warga Palestina yang dipaksa oleh Zionis untuk mengungsi sejak tahun 1948. Peristiwa Nakba –pengusiran besar-besaran warga Palestina dari rumah mereka– telah membuat warga Palestina berdiaspora ke berbagai negara, salah satunya ke Lebanon. Karena kehidupan pengungsi Palestina di diaspora tidaklah mudah, maka Adara berusaha membantu para pengungsi Palestina dengan mengirimkan makanan berbuka puasa yang menjangkau 400 keluarga di Kamp Ainul Hilwa, Kamp Mieh Mieh, dan Distrik Zaitun, Lebanon, pada tanggal 11 Maret 2025 (11 Ramadhan 1446 H).
Hidup sebagai pengungsi di negara yang masih berkembang telah membuat kehidupan warga Palestina yang mengungsi di Lebanon jauh dari kata layak. Sejak mengungsi pada tahun 1948, tak sedikit pengungsi Palestina yang diperlakukan berbeda dengan penduduk lokal, salah satunya dalam melamar pekerjaan. Status warga Palestina sebagai pengungsi di Lebanon telah membuat mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan yang membuka lowongan untuk pengungsi Palestina sangatlah sedikit, dan kalau pun mereka bisa bekerja, kebanyakan digaji dengan sangat rendah sehingga tak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pada bulan Ramadhan ini, himpitan ekonomi telah mempersulit banyak keluarga Palestina di Lebanon untuk bisa beribadah dengan maksimal. Oleh karena itu, Adara berinisiatif untuk meringankan beban keluarga pengungsi Palestina dengan mengirimkan paket makanan berbuka puasa untuk 400 keluarga di Kamp Ainul Hilwa, Kamp Mieh Mieh, dan Distrik Zaitun, Lebanon. Paket makanan berbuka puasa ini terdiri dari hidangan nasi, daging, dan roti yang diharapkan dapat meringankan beban keluarga pengungsi Palestina di Lebanon.

Selain krisis ekonomi, para pengungsi Palestina di Lebanon juga kesulitan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari karena sering kekurangan bahan bakar. Jika kekurangan bahan bakar telah mencapai titik kritis, listrik hanya bisa menyala dalam hitungan jam saja dalam sehari. Jika ingin listrik menyala lebih lama, mereka harus membeli bahan bakar tambahan dengan harga yang sangat mahal. Masalah ini sangat mempersulit pengungsi Palestina untuk menjalankan aktivitas rumah tangga sehari-hari, termasuk untuk menyediakan makanan hangat untuk berbuka puasa.


Oleh karena itu, sungguh menghangatkan hati ketika banyak keluarga tersenyum dan mengucapkan, “Terima kasih, Adara” ketika menerima paket bantuan makanan berbuka puasa yang dibagikan. Ungkapan terima kasih yang mereka sampaikan bukanlah semata-mata untuk Adara, melainkan juga untuk Sahabat Adara yang telah menyisihkan sebagian rezekinya agar keluarga pengungsi Palestina di Lebanon dapat berbuka puasa dengan makanan yang layak. Terima kasih, Sahabat Adara. Semoga kebaikan Sahabat Adara akan membuka kebaikan-kebaikan lainnya di waktu yang akan datang.