Prof Badriya Al-Silawi — Koordinator Koalisi Kawasan Asia-Pasifik
Kamis 25 Januari 2024 dalam rangka pelantikan Koalisi Daiyah Indonesia untuk Al-Quds dan Palestina, Prof Badriya Al-Silawi memberikan materi singkat mengenai 4 Hikmah Bagi Daiyah dalam Jalan Juang untuk Palestina.
Baca juga 7 Upaya Seorang Da’i dalam Perjuangan Menerangi Al-Aqsa
- Bertemunya kita karena Taufiq dari Allah
Hari ini saya dan ustadzah semua yang hadir pada saat ini, keberadaan kita di sini bukan karena kita pintar, bukan pula karena kita perempuan perkasa, namun faktor utama kita ada di sini adalah mendapat Taufiq dari Allah, dipilih khusus oleh Allah.
Ketika kita hadir disini menggunakan kufiyye sebagai bagian dari budaya Palestina, menyiapkan waktu untuk Palestina merupakan sebuah Taufiq dan hkmah yang tak ternilai. Di luar sana banyak Perempuan muslim yang sibuk dengan makeup, fashion dan urusan dunia lainnnya. Sehingga keberadaan kita di sini adalah hal yang luar biasa. Semoga Allah swt memberikan keberkahan kepada para suami, anak-anak yang rela, Ikhlas ditinggalkan oleh para ibu yang hadir di sini. - Pendidikan adalah faktor utama
Perempuan-perempuan Palestina khususnya di Gaza memberikan persembahan satu persatu keluarganya (calon syahid) untuk membawa bekal berupa tas berisikan buku pelajaran, buku tulis, dan quran. Apapun yang terjadi mereka tidak pernah berhenti mendidik dan memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka.
Ketika rumah mereka runtuh, maka yang pertama mereka cari adalah buku, dalam kondisi apapun pendidikan adalah hal utama. Ketika seorang ibu berjuang mendidik anak, menyiapkan generasi muda, berarti kita menyiapkan generasi yang akan datang. Ini adalah kewajiban seorang perempuan, sebagai madrasah pertama bagi anaknya, karena para bapak akan sibuk mencari nafkah.
Dan perempuan, seorang ibu akan menjadi contoh bagi anak-anaknya. Jika seorang ibu sibuk berdandan, berfokus pada perkembangan fashion terkini, maka ia akan dicontoh oleh anaknya demikian. Namun jika seorang ibu sibuk berdakwah, memberikan contoh yang baik bagi anaknya, maka cepat atau lambat anak akan mengikuti ibunya.Dr. Badriyah (ketiga dari kiri) bersama ketua koalisi daiyah Indonesia dan perwakilan global - Hidup ini singkat
Tidak ada yang tahu kapan kita akan wafat, kematian ada di tangan Allah swt. Maka Ketika kita memberikan waktu kita untuk berdakwah di jalan Allah ini adalah upaya kita untuk memperoleh surga. Hidup ini tidak lama, sekejap saja kita akan meninggalkan dunia yang fana ini. Kemarin kita sekolah, sekarang cucu kita yang bersekolah. Waktu cepat sekali berlalu, maka tinggalkan lah 3 warisan:
1. Shadaqah
2. Ilmu yang bermanfaat
3. Do’a anak yang shalih
Agar kita bisa meninggalkan kehidupan ini dengan kepulangan yang baik. Kita tidak mungkin mendapatkan surga tanpa bayaran yang mahal, banyak yang harus kita korbankan untuk memperoleh surga. Sebagaimana Allah mempertemukan kita disini, semoga Allah mempertemukan kita kembali di Jannah-Nya - Lihatlah siapa yang kita cintai
Siapa yang kita cintai, siapa yang kita idolakan. Maka kita akan Bersama orang yang kita cintai, orang kita idolakan. Apakah kita cinta pada Aisyah, Ummu Salamah, Maryam bint Imran, apakah kita memiliki keinginan untuk meminum air dari tangan Rasulullah saw yang dengan air itu kita tidak akan merasakan dahaga lagi setelahnya. Pasti kita menginginkannya. Maka ambillah ibroh, jadikanlah mereka sebagai qudwah bagi kehidupan kita.
Para sahabat setelah Rasulullah saw wafat, mereka berguru mengambil hikmah kepada Aisyah. Seharusnya kita juga bisa seperti itu, jadikan diri kita sebagai rujukan hikmah bagi orang-orang yang membutuhkan kita.

Baca juga 6 Prinsip Beramal untuk Palestina