Kamis(25/5), ratusan pemukim ekstremis Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa dari Gerbang Mughrabi, dengan pengamanan ketat dari polisi pendudukan Israel, untuk merayakan “Pesta Mingguan” Ibrani atau “Turunnya Wahyu Taurat”. Sejak pagi, polisi pendudukan telah mengerahkan pasukan dan unit khusus mereka di halaman Al-Aqsa dan di gerbangnya, untuk mengamankan serangan para pemukim, di tengah pembatasan ketat yang diberlakukan terhadap warga Palestina.
Departemen Wakaf Islam di Al-Quds (Yerusalem) menyatakan bahwa sekitar 160 pemukim menyerbu Masjid Al-Aqsa sejak pagi, mengadakan tur provokatif di halamannya. Dia menjelaskan bahwa para pemukim yang masuk ke Al-Aqsa menerima materi tentang dugaan “kuil”, kemudian melakukan ritual Talmud di daerah Bab al-Rahma, sebelah timur Al-Aqsa. Sementara itu, polisi pendudukan memberlakukan pembatasan ketat bagi masuknya jamaah Muslim ke Al-Aqsa, dan mencegah masuknya jamaah yang berusia di bawah 50 tahun untuk melakukan salat Magrib dan Subuh di masjid. Setelah dicegah memasuki Al-Aqsa, para pemuda melaksanakan salat subuh di kawasan Bab Hatta – salah satu pintu masjid Al-Aqsa.
Serangan ini datang sebagai tanggapan atas seruan yang dibuat oleh kelompok pemukim “Temple Mount” yang memprovokasi serangan massal dan meluas ke Masjid Al-Aqsa dalam “Pesta Minggu”. Kelompok-kelompok ekstremis berusaha melanggengkan pelanggaran dan ritual Talmud di dalam Al-Aqsa, agar para ekstremis dapat mempersembahkan kurban sayuran dan minum anggur di Gerbang Mughrabi sebelum menyerbu.
Penanggung Jawab Kota Al-Quds (Yerusalem) telah menyerukan perlunya merutinkan i’tikaf dan melakukan perjalanan menuju Masjid Al-Aqsa serta menjaganya untuk menghadapi serbuan para pemukim. Dalam konteks yang sama, warga Palestina juga menyerukan partisipasi luas di semua titik kontak dengan penjajah di Tepi Barat untuk menghadapi rencana penyerangan Al-Aqsa.
Setiap hari, kecuali Jumat dan Sabtu, Masjid Al-Aqsa menyaksikan serangkaian pelanggaran dan serbuan oleh para pemukim, di bawah perlindungan polisi pendudukan, dalam upaya untuk memaksakan kendali penuh atas masjid dan membaginya secara temporal dan spasial.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini