Enam tentara Israel menggambarkan budaya “tembak dulu, tanya kemudian” dalam cara kerja tentara Israel di Gaza, menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh majalah Israel +972.
“Rasanya seperti permainan komputer,” kata seorang tentara yang hanya diidentifikasi sebagai A oleh majalah tersebut. Ia menggambarkan pengalamannya ketika bekerja langsung di lapangan. “Sesekali, sebuah bangunan runtuh… dan sensasinya gila.. betapa menyenangkan,'” katanya.
Tentara lain, yang diidentifikasi dengan inisial M, menggambarkan penembakan yang dilakukannya “sangat tidak terbatas” bahkan saat menembak dengan “senapan mesin, tank, dan mortir.”
Tentara yang diwawancarai termasuk Yuval Green, seorang tentara cadangan berusia 26 tahun dari Yerusalem (Al-Quds), yang baru-baru ini menandatangani surat dari 41 tentara cadangan yang menolak untuk ambil bagian dalam invasi Rafah, sementara lima tentara lainnya berbicara sebagai anonim.
Green adalah salah satu dari dua tentara yang mengatakan bahwa tembakan tanpa batas dari sesama tentara Israel adalah bahaya terbesar yang mereka rasakan saat berada di Gaza.
Sumber: https://www.aljazeera.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini