Vatikan mengumumkan bahwa Paus Fransiskus wafat pada usia 88 tahun di kediamannya di Vatikan pada Senin (21/4) pagi. Ia merupakan pemimpin Gereja Katolik pertama dari benua Amerika yang menjabat sejak tahun 2013. Paus sempat dirawat pada Februari karena pneumonia ganda, namun tetap menunjukkan kepeduliannya terhadap isu kemanusiaan, termasuk pada agresi di Gaza.
Dalam penampilan terakhirnya di balkon Basilika Santo Petrus pada Hari Paskah, seorang ajudan membacakan pesan Paus yang menyerukan gencatan senjata di Gaza. Ia mengutuk situasi kemanusiaan yang mengerikan akibat serangan Israel dan menyerukan pembebasan sandera serta bantuan bagi warga sipil yang kelaparan.
Selama masa jabatannya, Paus Fransiskus secara konsisten mengecam kekerasan dan ketidakadilan, termasuk terhadap rakyat Palestina. Dalam bukunya Hope Never Disappoints, ia menyatakan bahwa apa yang terjadi di Gaza mungkin memenuhi unsur genosida menurut para ahli hukum internasional. Ia juga mengecam pengeboman terhadap sekolah dan rumah sakit sebagai kekejaman, bukan perang. Bahkan saat dirawat di rumah sakit, ia tetap rutin melakukan panggilan harian ke satu-satunya paroki Katolik di Gaza untuk memberi dukungan dan doa.
Komunitas kecil Kristen di Gaza menyampaikan rasa duka mendalam atas wafatnya sang Paus. “Kami kehilangan seorang santo yang mengajari kami setiap hari untuk berani, bersabar, dan tetap kuat,” kata George Antone, kepala komite darurat Gereja Holy Family. Sejak awal perang Gaza pada Oktober 2023, Paus Fransiskus rutin menelepon mereka setiap malam, berbicara langsung tidak hanya dengan imam, tapi juga dengan semua orang di ruangan.
Atas wafatnya Paus Fransiskus, kelompok pejuang Hamas juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada Gereja Katolik dan umat Kristiani di seluruh dunia. Dalam pernyataan resminya, Hamas memuji dedikasi Paus terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaannya, termasuk seruannya untuk dialog lintas agama, perdamaian global, serta penentangannya terhadap kebencian, rasisme, dan perang.
“Paus Fransiskus adalah suara religius terkemuka yang mengecam kejahatan perang dan genosida, termasuk yang dilakukan terhadap rakyat Palestina di Gaza,” tulis Hamas. Mereka juga menegaskan pentingnya kerja sama lintas agama dan antarumat manusia untuk melawan ketidakadilan dan kolonialisme serta menegakkan keadilan dan hak-hak rakyat tertindas di seluruh dunia.
Wafatnya Paus Fransiskus meninggalkan warisan moral dan spiritual yang kuat, terutama dalam memperjuangkan suara-suara yang terpinggirkan dan menolak kekerasan atas nama kemanusiaan.
Sumber:
https://www.middleeasteye.net
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini