Pasca-erupsi pada Sabtu (11/3) aktivitas Gunung Merapi masih tergolong tinggi. Kepala Badan Geologi, Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi dan Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Sugeng Murjiyanto menyebut dalam sehari Gunung Merapi dapat mengeluarkan guguran lava sebanyak 150 kali. “Saat ini erupsi didominasi guguran lava sebanyak 150 kali dalam sehari, masih banyak sekali. Guguran lava rata-rata jaraknya 1 kilometer. Ada beberapa ke Kali Boyong paling banyak ke Kali Bebeng,” ucap Sugeng melalui zoom, Selasa (21/3).
Pada hari Rabu (22/3) Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan menyebut Gunung Merapi mencatat lima kali guguran lava pijar sejauh 1,6 kilometer ke arah barat daya pada pukul 00.00–06.00 WIB. “Gunung jelas, kabut 0-I, hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 20-50 m di atas puncak kawah. Teramati 5 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1600 meter ke arah barat daya,” kata Hendra saat dikonfirmasi.
Masyarakat yang hendak bepergian di berbagai destinasi lereng gunung itu diharapkan mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi pada masa pancaroba ini. Pada Senin sore (20/3), belasan rumah di kecamatan-kecamatan lereng Gunung Merapi rusak terdampak angin kencang yang melanda kawasan itu bersamaan hujan deras. Rumah-rumah warga itu atapnya mengalami kerusakan dan sebagian beterbangan tertiup angin.
“Rumah-rumah warga lereng Merapi yang terdampak terutama di Kecamatan Pakem dan Kecamatan Cangkringan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Sleman Makwan, Senin. Di Kecamatan Pakem misalnya, kerusakan terparah terjadi di Dusun Boyong Desa Hargobinangun. Sedikitnya 18 rumah warga rusak atapnya disapu angin. Jaringan listrik di kawasan Pakem dan Cangkringan sebagian juga terputus karena pohon tumbang menimpa tiang listrik. “Sampai saat ini tak ada korban luka maupun jiwa akibat peristiwa itu,” kata Makwan.
Ancaman bencana di seputaran Gunung Merapi pasca rentetan awan panas, terutama meningkatnya potensi banjir lahar dingin. Sebab, volume kubah barat daya yang gugur saat erupsi 11-12 Maret diperkirakan sebesar 1.072.800 meter kubik yang kini memenuhi sungai-sungai berhulu gunung itu. Saat terjadi hujan deras di puncak, material itu akan turut terbawa ke bawah dan menjadi ancaman banjir lahar dingin. Status Gunung Merapi sendiri tetap Siaga dan masyarakat diminta menjauhi zona bahaya yang telah ditetapkan. Jarak 7 kilometer ditentukan sebagai kawasan rawan bencana Merapi, karena BPPTKG memperhitungkan jarak terjauh luncuran awan panas guguran maksmial di 7 kilometer.
Sumber:
https://nasional.sindonews.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini