“Mereka berbagi satu jiwa, satu hati, satu sekolah, bahkan satu rumah. Pikiran mereka pun satu, seolah-olah satu tubuh. Tidak ada perbedaan antara anak-anakku, Mayar dan Ali…” Ucap Umm Mustafa, istri dari tawanan yang dideportasi ke Jalur Gaza, sekaligus teman dekat syuhada Tariq Ezzedine. Ia menggambarkan kedekatan hubungan antara anak-anaknya, serta Mayar (11) dan Ali (8), anak Tariq Ezzedine yang menjadi korban agresi Gaza.
Umm Mustafa juga menuliskan di halaman Facebook-nya, “Mayar, Mustafa, Kinan, Ali, dan Muhammad, adalah kegembiraan bagi hati dan jiwa kami. Merekalah yang membuat hidup kami bermakna dalam rutinitas kami. Semua detail kehidupan tidak terlepas dari satu sama lain, atau dari kehadiran mereka di antara kami.” Umm Mustafa melanjutkan, “Dengan segala detailnya, saya mengingat anak yang cantik itu, Mayar, yang sangat mirip dengan anak saya karena sifat dan sikap mereka sama. Saya tidak ingat mereka pernah bertengkar selama sepuluh tahun mereka hidup bersama. ”
Umm Mustafa melanjutkan, “Mayar tumbuh di depan mata kami. Ia bukanlah anak biasa, melainkan gadis bijaksana yang mencintai kehidupan. Ke mana pun ia pergi, ia menyebarkan keharumannya. Ia bagai kupu-kupu di hati kami, buah hati kami, dan putri yang menghiasi hidup kami.” Ummu Mustafa menambahkan lagi, “Aku tidak melupakan kata-katanya yang selalu dia ulangi kepadaku, ‘Wahai Bibi, demi Allah, wahai Bibi, aku tidak akan membiarkanmu bosan.” Mayar seperti anak kecil lainnya, selalu memperhatikan detail kecil. Ia pernah berkata, “Lihat, aku sangat rapi menata rambutku, Bibi Sarah, aku juga membeli pakaian yang cantik.”
“Adapun Ali (8), ia adalah sahabat Kinan, Muhammad, dan Mustafa yang selalu bersama. Mereka suka bermain sepak bola, karena usia mereka tidak jauh berbeda. Mereka selalu berbagi gelak tawa hingga bisikan-bisikan kecil. Mereka pernah tidak lepas dariku dalam menentukan waktu bertemu untuk bermain bersama. Mereka menggunakan kesempatan apa pun untuk bertemu dan bermain; mereka suka mengemudikan perahu bersama, bersaing membuat roket kertas, juga bermain bola, serta senam. Mustafa, Kinan, Muhammad, dan Ali juga sering membeli mainan yang disukai satu sama lain. Aku sering mendengar mereka mengulangi perkataan “Ini adalah permainan yang disukai Ali.”
Umm Mustafa kemudian menyampaikan pesan-pesannya untuk Mayar dan Ali, “Kalian tidak akan tahu seberapa besar kehilangan yang kalian tinggalkan di hati belahan jiwa kalian dan sahabat-sahabat kalian.” Umm Mustafa mengakhiri kalimatnya dengan kata-kata yang diulangi oleh anak-anaknya, “Mayar dan Ali, orang yang paling beruntung di dunia, telah mati syahid.”
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini