Puluhan siswa dan guru Palestina menderita sesak napas karena menghirup gas air mata setelah pasukan Israel menyerang Sekolah Omar Bin Al-Khatab di Kota Huwwara, selatan Nablus, Tepi Barat. Raja Awad, kepala sekolah, mengatakan kepada WAFA bahwa satu unit besar tentara Israel menyerbu sekolah kemudian menembakkan tabung gas air mata dan bom suara ke arah guru dan siswa saat mereka meninggalkan sekolah, menyebabkan beberapa kasus lemas.
Hampir sebulan belakangan, pasukan Israel berusaha untuk menghalangi proses pendidikan di sekolah-sekolah Palestina dengan meneror siswa dan menyerang sekolah, dengan dalih para siswa melempar batu ke pasukan Israel, tambah Awad. Dia menekankan bahwa guru, bersama dengan anggota masyarakat kota, telah berpencar di sepanjang jalan menuju sekolah untuk menjamin bahwa siswa tiba di sekolah dengan selamat. Siswa sekolah, yang terdiri dari 500 siswa dari kelas satu hingga kelas tujuh, menderita ketakutan untuk mencapai sekolah mereka, karena serangan pasukan Israel terhadap mereka.
Pasukan pendudukan Israel juga menyerbu sebuah sekolah dasar Palestina di kota Beitunia, sebelah barat Ramallah. Menurut Kantor Berita WAFA, tentara Israel menyerbu Sekolah Dasar Al-Kurom kemudian menginterogasi siswa dan guru Palestina di bawah todongan senjata, mengancam akan menembak siapa pun yang mencoba melarikan diri.
Tembak-menembak di sekolah sering terjadi, demikian pula penutupan akses dan intimidasi siswa, termasuk pengerahan pasukan di daerah sekitar. Itu terjadi setelah sepuluh negara Eropa, termasuk Belgia, Prancis, Italia, Spanyol, Swedia, Inggris, Denmark, Finlandia, Jerman, Irlandia dan Kantor Perwakilan Uni Eropa untuk Tepi Barat dan Gaza, meminta Israel untuk menghentikan pembongkaran rumah dan penyitaan properti Palestina di Tepi Barat.
Sepuluh negara tersebut “mengutuk keras penghancuran sekolah yang didanai donor baru-baru ini di Jibb Al Deeb” dan menyatakan keprihatinan mendalam mereka atas ancaman penghancuran 57 sekolah lainnya di Tepi Barat.” Israel banyak menggunakan dalih kurangnya izin konstruksi untuk menghancurkan rumah-rumah Palestina, terutama di Area C, yang berada di bawah kendali tentara Israel. Israel telah menduduki Tepi Barat sejak 1967. Selama itu pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina dan pelanggaran hukum internasional terjadi setiap hari.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini