Adara Relief – Al Quds. Selasa sore tepatnya tanggal 7 November 20117, Majda Thahan pemuda asal kota Al Quds meninggal dunia di usia 19 tahun akibat penyakit kanker darah yang dideritanya.
Di akhir bulan lalu atau sepekan sebelum kematiannya, sang ayah Rajab Thahan (49 tahun) yang merupakan seorang tahanan Israel dengan vonis hukuman seumur hidup akhirnya diberi izin untuk menjenguknya di rumah sakit. Izin tersebut akhirnya diberikan oleh pengadilan pusat Bi’r Sab’i setelah berulangkali pihak keluarga meminta izin agar Rajab dapat menjenguk anaknya di rumah sakit.
Setelah melalui prosedur yang ketat barulah Rajab dapat bertemu dengan anaknya. Saat Rajab datang, Majda tengah tertidur. Awalnya Rajab tidak dapat mengenali anaknya karena adanya perubahan yang signifikan terhadap wajah dan tubuh Majda akibat efek dari pengobatan atas penyakit yang dialaminya.
Ia sempat melontarkan beberapa pertanyaan tentang nama keluarga dan saudara-saudaranya hingga akhirnya ia yakin bahwa yang ada di hadapannya adalah anaknya Majda.
Penjengukan yang ternyata pertemuan terakhir itu sendiri hanya berlangsung selama 30 menit. Rajab pun memangku anaknya dengan tangan terborgol.
Tahanan Israel
Rajab Thahan telah ditangkap oleh zionis Israel kembali el sejak 29 Oktober 1998 dan divonis penjara seumur hidup. Saat itu Majda baru berusia empat bulan.
Di tahun 2011 akhirnya Rajab dibebaskan bersama dengan 1074 tawanan Palestina lainnya yang ditukar dengan tawanan Israel Shalit. Setelah 13 tahun berpisah, akhirnya ia dapat bertemu dengan ayahnya.
Namun hanya dua tahun sesudahnya, di tahun 2014 Rajab kembali ditahan Zionis dan kembali divonis hukuman seumur hidup penjara.
Terjemah oleh :
Bannasari
Adara Relief International
Sumber : http://www.wattan.tv/news/218439.html