Gaza — Agresi Israel selama 15 bulan di Gaza, pembatasan keras terhadap aliran bantuan kemanusiaan, serta serangan terhadap fasilitas kesehatan dan pekerja medis telah menciptakan ancaman besar bagi nyawa ibu hamil dan bayi baru lahir, menurut laporan terbaru Human Rights Watch (HRW).
Kondisi fasilitas kesehatan pasca gencatan senjata
Meskipun gencatan senjata tengah berlangsung, HRW mencatat bahwa kondisi kritis yang dialami perempuan Gaza saat melahirkan kemungkinan besar tidak akan membaik. Hal ini diperburuk oleh undang-undang baru Israel yang membatasi operasional Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), yang mulai berlaku pekan ini. Aturan tersebut diperkirakan akan menghambat pengiriman bantuan ke wilayah Gaza yang sudah hancur.
Liputan khusus Human Right Watch
Dalam laporan setebal 56 halaman yang diterbitkan Selasa (28/1) lalu, HRW menyimpulkan bahwa Israel sebagai kekuatan pendudukan, telah melanggar hak-hak perempuan hamil dan bayi. Termasuk hak atas perawatan bermartabat selama kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan, serta hak atas perawatan bayi baru lahir.
Kondisi rumah sakit di Gaza
HRW menemukan bahwa kondisi fasilitas medis di Gaza sangat kritis. Banyak perempuan harus dipindahkan dari rumah sakit yang penuh sesak hanya beberapa jam setelah melahirkan untuk memberi ruang bagi korban agresi. Di Rumah Sakit Bersalin al-Helal al-Emirati di Rafah, seorang dokter melaporkan bahwa kekurangan inkubator memaksa mereka menempatkan empat hingga lima bayi dalam satu inkubator. Akibatnya, sebagian besar bayi tidak dapat bertahan hidup.
Selain itu, beberapa bayi meninggal akibat kurangnya tempat berlindung di tengah suhu ekstrem yang sangat dingin. Hingga bulan ini, perawatan darurat untuk ibu hamil dan bayi baru lahir hanya tersedia di tujuh dari 18 rumah sakit yang berfungsi sebagian di Gaza. Empat dari sebelas rumah sakit lapangan, dan satu pusat kesehatan masyarakat.
HRW juga menyoroti dampak buruk kurangnya akses terhadap makanan dan air bersih terhadap kesehatan ibu hamil dan janin. Banyak ibu hamil mengalami dehidrasi dan tidak mampu menjaga kebersihan diri mereka. Hal ini diperburuk oleh tindakan Israel yang dinilai menggunakan “kelaparan sebagai metode perang,” sehingga menyebabkan kerawanan pangan akut di Gaza.
Tingkat keguguran di Gaza melesat dengan kenaikan hingga 300 persen sejak agresi dimulai pada Oktober 2023. Selain itu, sedikitnya delapan bayi telah meninggal akibat hipotermia karena kurangnya tempat perlindungan yang layak.
Simpulan laporan Human Rights Watch
HRW menegaskan bahwa pelanggaran Israel terhadap hukum humaniter internasional telah berdampak akut pada ibu hamil dan bayi baru lahir. Belkis Wille, Direktur Asosiasi Krisis dan Konflik HRW, menekankan bahwa gencatan senjata saja tidak cukup untuk mengatasi kondisi ini.
“Pemerintah di seluruh dunia harus mendesak Israel untuk segera memenuhi kebutuhan kesehatan ibu hamil, anak perempuan, bayi baru lahir, dan semua orang yang membutuhkan perawatan,” ujar Wille.
Laporan ini memperlihatkan gambaran mengerikan tentang dampak agresi terhadap akses perawatan kesehatan dasar di Gaza, yang kini semakin terancam oleh undang-undang yang menghalangi operasi UNRWA dan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini