Direktur Jenderal Rumah Sakit Lapangan di Gaza, Marwan Al-Hams, mengungkapkan bahwa lebih dari 16.000 anak telah terbunuh di Jalur Gaza sejak dimulainya perang genosida yang dilancarkan Israel pada 7 Oktober 2023.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (4/05), Al-Hams menyatakan bahwa angka tersebut setara dengan satu anak terbunuh setiap 40 menit selama 17 bulan terakhir.
Ia menambahkan bahwa 908 anak Palestina dibunuh bahkan sebelum mereka mencapai usia satu tahun dan terdapat 311 bayi yang lahir dan langsung gugur sebagai syuhada dalam genosida yang masih berlangsung di Gaza.
Al-Hams juga menyoroti bahwa terdapat kasus-kasus yang terdokumentasi yang menunjukkan bahwa anak-anak dibunuh saat berusaha mengambil bantuan makanan dari dapur umum, yang menjadi sasaran langsung serangan udara Israel.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa blokade dan penutupan seluruh perlintasan oleh Israel selama lebih dari dua bulan telah memperparah krisis kesehatan. Banyak pusat layanan kesehatan primer terpaksa tutup, baik karena dibom secara langsung maupun karena berada di zona evakuasi, sehingga ribuan anak dan ibu hamil kehilangan akses terhadap layanan medis yang penting.
Menurut Al-Hams, kelangkaan obat-obatan khusus untuk perempuan dan anak telah mencapai 51%, termasuk suplemen nutrisi, vitamin, vaksinasi, dan susu formula bayi. Ia juga menekankan bahwa vaksin polio hingga kini masih dilarang masuk ke Gaza, yang membahayakan upaya pencegahan penyakit yang telah dilakukan sebelumnya.
Kondisi gizi anak-anak pun memburuk akibat hanya mengandalkan satu kali makan tak sempurna per hari. Mereka mengalami kelaparan dan kekurangan gizi akut karena akses terhadap makanan bergizi dan air bersih terputus akibat hancurnya infrastruktur serta blokade terhadap bantuan kemanusiaan.
Pasukan pendudukan Israel terus melancarkan perang genosida dan kampanye kelaparan sistematis terhadap warga sipil Gaza selama 49 hari berturut-turut, dengan menutup total semua perlintasan dan melarang masuknya obat-obatan, makanan, serta bantuan kemanusiaan. Sejak Senin pagi, jumlah korban terbunuh akibat serangan udara Israel terhadap bangunan permukiman di Gaza utara meningkat menjadi 20 orang.
Data resmi dari Kantor Media Pemerintah di Gaza mencatat bahwa jumlah korban jiwa akibat kelaparan telah mencapai 57 orang, di tengah penutupan perlintasan dan blokade terhadap susu formula bayi serta suplemen nutrisi.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa total korban terbunuh akibat agresi militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 52.567 orang dan 118.610 lainnya mengalami luka-luka. Sejak Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dan melanjutkan genosida pada 18 Maret 2025, tercatat 2.459 orang terbunuh dan 6.569 lainnya terluka.
Sumber: