Jakarta – Melihat kondisi Palestina yang terus mengkhawatirkan bagi umat Islam, Komunitas Adara Relief Internasional menyelenggarakan Kopdar Ilmiah yang bertemakan “Kupas Habis Sejarah dan Krisis Palestina” pada Sabtu, 21 Juli 2018.
Hj. Nurjanah Hulwani, S.Ag.,ME, selaku Ketua Acara dan penyalur informasi terkini perjuangan Palestina menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait kondisi Palestina, salah satunya diawali dengan cara mengupas sejarah Palestina.
“Umat muslim di Dunia ini ada 1,5 miliyar, jika semuanya memahami secara penuh persoalan dan kondisi Palestina maka kita akan mempunyai kekuatan yang lebih besar untuk memperjuangkan Palestina,” ujarnya saat di wawancarai majalahayah.com di Hotel Pradana (20/07/2018).
Menyampaikan bahwa sejak tahun 1948 hingga saat ini Israel telah menguasai Palestina sebanyak 78%, Nurjanah sampaikan Israel tak akan berhenti sampai disitu.
“Mereka akan menghabisi Palestina dengan cara penghancuran rumah-rumah keluarga Palestina, memblokade daerah selama belasan tahun, dan memberikan jatah listrik hanya 4 jam dalam sehari, sudah seharusnya kondisi Palestina yang sedemikian ini menjadi tamparan bagi umat Islam, terlebih Donald Trump membuka kedutaan besar di tanah Yerusalem,” tegasnya.
Perihal tersebut yang mendasari umat Islam agar memahami bahwa dalam membantu sesama tak perlu mengenal jarak. Hal ini tuturkan oleh Nurjanah bahwa kita mempunyai dua mata yang dianugerahkan kepada Allah agar dipergunakan sebaik-baiknya.
“Kita harus melihat bahwa kita mempunyai 2 buah mata, mata satu karena janji Allah bahwa Palestina akan dimerdekakan jika kiamat sudah dekat, tapi satu mata kita, di gunakan untuk melihat saudara kita yang masih kesulitan seperti di Papua, untuk yatim dan sekitar kita, nah kenapa? Karena membantu Palestina itu tidak perlu melihat dari jarak dekat dan jauhnya, tetapi dilihat dari mudharatnya lebih banyak mana, karena disana semua pertaruhannya nyawa sesama umat,” imbuhnya.
Perkembangan zaman yang semakin modern sehingga banyak anak-anak yang tak bisa terlepas dari teknologi serta gaya hidup yang semakin gemilang, Nurjanah sampaikan, kondisi tersebut bukan semata-mata lahir secara kebetulan.
“Hal itu bukan kebetulan diciptakan, ini ada maksud agar anak-anak jauh dari Al-Qur’an, Kita harus menguatkan tanggul tersebut, oleh karena itu bagi kita yang sudah sadar sudah berkewajiban memberikan edukasi kepada sesama,” tambahnya.
Akhiri perbincangan, Nurjanah berharap untuk memberi bekal masyarakat, Kopdar Ilmiah akan hadir kembali 2 sampai 3 kali dalam setahun.
“Jika animo peserta naik terus menerus, Insya Allah kita akan selenggarakan sebulan sekali,” tutupnya.