Sana’a Shihada adalah seorang perempuan tawanan yang disiksa di atas kursi dalam sebuah ruangan gelap; tanpa jendela, kedap suara, dan tidak ada cahaya selain lampu kecil berwarna kuning yang terkadang terang lalu redup. Sana’a didudukkan di sebuah kursi, dirantai selama berjam-jam. Para interogator atau penyidik melarangnya tidur; ia akan dibangunkan berkali-kali jika tertidur. Ratusan pertanyaan dan ancaman menyerbunya ketika interogasi dimulai, hingga Sana’a merasakan sakit kepala yang tidak tertahankan. Ketika itu, ia hanya mampu berdoa dan memohon ampun kepada Tuhan.
Penyidik kemudian menghubungi seseorang lewat ponselnya. Terdengar suara yang begitu akrab di telinga Sana’a, membuatnya teringat akan masa kecilnya yang bahagia. Ibu Sana’a, perempuan di balik telepon itu bergumam kebingungan, tidak tahu siapa yang menghubunginya. “Kami akan hancurkan rumahmu sekarang dan akan segera kami evakuasi!” Setelah itu penyidik mengembalikan Sana’a ke dalam sel sementara.
“Hei!”penyidik menyuruh Sana’a untuk mendekati telepon. Ia mendengar dengan jelas suara teriakan ibu dan ayahnya ketika rumahnya sedang dikepung buldoser. Perasaan Sana’a hancur karena ia tidak bisa berbuat apa-apa. Pikirannya melayang mengenang suasana nyaman di dalam rumahnya. Sana’a terus merasakan kekesalan yang luar biasa dan hanya ingin mencari ketenangan. Maka ia pun membaca Al-Qur’an agar bisa meringankan rasa sakit yang ia derita–terlebih ia harus menahan kantuknya dan hanya minum air selama berhari-hari.
Hingga akhirnya, Sana’a mendapatkan kabar gembira bahwa keluarganya berhasil mencegah Zionis untuk menghancurkan rumahnya dengan membawa perkara tersebut ke pengadilan.
Penerjemah: Fatmah Ayudhia Amani, S. Ag.
Penulis merupakan Relawan Departemen Penelitian dan Pengembangan Adara Relief International yang mengkaji tentang realita ekonomi, sosial, politik, dan hukum yang terjadi di Palestina, khususnya tentang anak dan perempuan. Ia merupakan lulusan Diploma in Islamic Early Childhood Education, International Islamic College Malaysia dan S1 Tafsir dan Ulumul Qur’an, STIU Dirosat Islamiyah Al Hikmah, Jakarta.
- Hashim, Norma. (2013). The Prisoners Diaries. Malaysia: Wise Words Publishing Sdn Bhd. Hal. 39-42.
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini
#Palestine_is_my_compass
#Palestina_arah_perjuanganku
#Together_in_solidarity
#فلسطين_بوصلتي
#معا_ننصرها