Saat agresi militer Israel di Jenin dan sekitar Tepi Barat yang diduduki memasuki pekan kedua, situasi warga Palestina di daerah tersebut semakin suram.
Pemerintah Kota Jenin mengatakan pada Ahad (1/9) bahwa tentara Israel telah menghancurkan 70 persen jalan dan 80 persen air telah terputus dari rumah-rumah di kota itu. Jaringan air dan pembuangan limbah, kabel komunikasi dan listrik sepanjang 20 kilometer juga telah dihancurkan.
Sementara itu, dari 33 warga Palestina yang terbunuh sejak pasukan Israel melancarkan invasi terbesarnya ke Tepi Barat sejak Intifada Kedua, 19 orang di antaranya berada di Jenin, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Tujuh dari mereka yang terbunuh adalah anak-anak, termasuk seorang anak perempuan berusia 16 tahun, Lujain Musleh, yang ditembak mati oleh pasukan Israel di Kota Kafr Dan, Provinsi Jenin, pada Selasa (3/9).
Ibrahim Musleh, seorang kerabat Lujain, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa penembak jitu Israel ditempatkan di beberapa gedung di daerah tersebut setelah tentara menyerbu Kafr Dan.
Lujain sedang melihat ke luar jendela rumahnya untuk melihat para tentara ketika seorang penembak jitu Israel menembaknya tepat di kepala saat dia menarik tirai, kata Musleh.
“Orangtua dan saudara perempuannya mulai berteriak dan menangis sementara dia terbaring tak bergerak. Tampaknya dia terbunuh seketika karena peluru itu meledak dan menghancurkan otaknya,” tambahnya.
Musleh mengatakan ambulans yang dikirim ke rumahnya diserang penembak jitu Israel sebelum akhirnya mencapai daerah itu 20 menit kemudian – perjalanan yang seharusnya memakan waktu dua menit.
“Lujain adalah anak ketiga dari enam saudaranya,” kata Musleh. “Dia sopan dan tenang. Dia salat subuh bersama ayahnya hari itu dan membaca Al-Quran”.
“Dia berdoa kepada Tuhan sepanjang waktu agar agresi biadab ini segera berakhir sehingga dia bisa kembali bersekolah, tetapi peluru tentara Israel menghancurkan mimpinya.”
Pada Rabu (4/9), media Israel melaporkan bahwa tentara memutuskan untuk memperpanjang operasinya di Jenin yang awalnya direncanakan akan berakhir pada Selasa (3/9). Militer dilaporkan mengirim bala bantuan ke Jenin dan Tulkarm di tengah bentrokan terus-menerus dengan pejuang Palestina.
Nidal al-Obaidi, Walikota Jenin, mengatakan kepada MEE bahwa operasi Israel telah membuat kota itu tampak hancur seperti terdampak gempa bumi.
Daerah yang paling terkena dampak adalah wilayah timur, tempat Kamp Pengungsi Jenin berada. Pasukan Israel telah ditempatkan di sana selama beberapa hari, mengepung daerah itu sambil melakukan operasi penghancuran dan pembongkaran.
“Tidak ada informasi yang diterima dari kamp karena pengepungan yang ketat serta pemutusan listrik, air, dan komunikasi,” kata Obeidi.
“Area alun-alun komersial, yang dianggap sebagai jantung Kota Jenin, telah hancur dan aktivitas belanja terhenti total. Banyak toko telah dihancurkan, diratakan oleh buldoser, dan dibakar di tengah kekurangan makanan dan obat-obatan yang parah.”
“Pasukan Israel telah menduduki banyak rumah dan mengusir pemiliknya,” tambah walikota tersebut. Tentara juga membuat lubang pada dinding untuk memudahkan pergerakan di antara mereka. Petugas dan relawan pemerintah kota berupaya memberikan bantuan kepada warga, tetapi beberapa daerah tidak dapat dijangkau karena intensnya tembakan Israel.
Mobil yang ditumpangi Obeidi ditembaki beberapa hari lalu saat ia mencoba mengawasi pekerja kota. Meskipun ia mengatakan mereka berhasil membawa air dan listrik kembali ke daerah-daerah tertentu, situasinya tetap sulit karena bahkan rumah sakit di Jenin pun dikepung.
“Rumah Sakit Pemerintah Jenin harus menghentikan operasi di beberapa departemen karena kekurangan air dan listrik serta kurangnya pasokan medis,” kata Obeidi, seraya menambahkan bahwa pasien dialisis dipindahkan ke Nablus untuk melanjutkan perawatan mereka.
“Apa yang terjadi di Jenin merupakan pertanda bencana lingkungan, pangan, dan kelumpuhan kehidupan secara total,” katanya.
“Tahun ajaran baru sudah di depan mata, dan para guru seharusnya sudah mulai bekerja pekan lalu, tetapi mereka belum bisa datang ke sekolah.”
Sumber: https://www.middleeasteye.net
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini