Adara Relief – Jakarta. Dalam penjara penjajah Israel, terdapat 6000 tahanan laki-laki dan perempuan. Terbagi dalam 22 sel dan pusat penahanan.
Penjara yang paling terkenal adalah penjara Nafha, Raymond, dan Gilboa. Selain itu masih banyak penjara yang lainnya.
Para penghuni penjara tersebut terdiri dari 250 anak-anak, di antaranya perempuan di bawah umur, 54 perempuan, 8 orang deputi, 27 wartawan, dan 450 tahanan administratif.
Para tahanan banyak yang tidak mendapatkan pelayanan yang layak. Faktanya, 750 tahanan menderita berbagai macam penyakit. Juga 200 orang di antaranya membutuhkan penanganan mendesak dan perawatan yang layak.
48 tahanan mendekam di penjara lebih dari 20 tahun. Yaitu 27 di antaranya dipenjara sejak sebelum perjanjian Oslo. Sampai saat ini, sekitar 217 tawanan syahid di dalam penjara.
Kini, di penjara penjajah tahanan Palestina mulai aksi mogok. Merupakan gerakan kampanye baru yang sedang dilangsungkan oleh para tahanan di dalam penjara.
Ratusan tahanan menyatakan mogok makan terbuka di penjara Raymond dan Negev. Sebagai protes terhadap pelanggaran hak-hak mereka di penjara penjajah Israel.
Aksi mengosongkan perut ini dimulai secara bertahap. Di mana para tahanan bersepakat akan melakukan mogok makan setiap hari. Mereka mengembalikan makanan dan menahan diri dari minum obat dan menolak untuk keluar dari sana.
Sedangkan bagian administrasi penjara penjajah masih belum menanggapi tuntutan gerakan kemanusiaan para tahanan. Dan di antara tuntutan utama para tahanan adalah dihapuskannya jammers (pengacak dan penghilang sinyal), Mengembalikan hak kunjungan untuk para tahanan dari Jalur Gaza, menghentikan serangan dan penyalahgunaan, Memberikan perawatan medis, dan hak untuk perawatan.
Inilah tuntutan utama pemogokan para tahanan. Dan sampai kapan kebijakan penangkapan warga Palestina akan terus berlangsung?